Kemenangan ini merupakan gelar juara WTA (Women’s Tennis Association) ke-4 bagi Cornet. Di sepanjang kariernya petenis Perancis itu pertama meraih gelar WTA pada Budapest Grand Prix tahun 2008, Gastein Ladies 2012, dan kedua 2014 yaitu Internationaux de Strasbourg 2014 dan teranyar BNP Paribas Katowice Open.
Cornet kontra Giorgi merupakan pertindangan terlama dari seluruh pemain yakni, tiga jam dan sebelas menit. Selain mereka sebelumnya pertandingan terpanjang di tahun 2014 dilalui Maria Sharapova selama tiga jam, kemenangan dua puluh delapan menit atas Karin Knapp di Australia Open.
Dalam menjalani pertandingan sengit ini Cornet nyaris saja dilindas kepiawaian Giorgi membalas serangan. Meskipun ini final kali pertama bagi Giorgi, tapi dia mampu menunjukkan kehebatannya dalam bermain. Petenis Italia itu dengan lincahnya membuat Cornet kesusahan menjalani set pembuka.
Baru set pertama pertandingan sudah dipaksa Giorgi untuk tie break 6-6. Selama 69 menit mereka melakukan jual-beli serangan akhirnya set pertama dimenangkan oleh Cornet 7-6.
Peningkatan pada menit awal di set kedua dari Giorgi bukan skill melainkan mempertontonkan wajah beringas kala dirinya tertinggal 3-0. Namun pembalasan dengan backhand serta derasnya smash dari Giorgi membuat skor menjadi tipis 5-4. Kesalahan Cornet saat bola jatuh di baseline menjadikan pertarungan harus berlanjut sampai salah satunya meraih angka 7 karena skor imbang 5-5.
Giorgi sangat lincah mengejar bola hingga membuat Cornet tak mampu menahan bola. Poin gratis juga diberikan kepada Giorgi saat Cornet menciptakan unforced error. Cornet juga membiarkan bola jatuh depan mata yang membuat skor 5-7 bagi lawan.
Giorgi tak sanggup melanjutkan dominasinya. Upaya Cornet unggul sebagai juara semakin mendapat titik terang. Skor 3-0 yang berhasil diraih Cornet membuat Giorgi makin agresif. Tidak sedikitpun terpancar wajah kelelahan.
Giorgi terus melancarkan smash dengan harapan menghentikan serangan Cornet. Benar saja Giorgi mengubah skor 4-5 dengan backhand yang tak mampu ditahan Cornet. Giorgi sempat terlihat kelelahan dengan gagal melakukan servis.
Ace yang diciptakan Cornet mampu mencegah kemenangan Giorgi yang tinggal satu angka lagi dengan membuat pertandingan 5-5. Di sini mereka mulai terlihat kelelahan menjalani pertandingan yang sudah berjalan lebih dari tiga jam.
Pertandingan ditutup atas kesalahan Giorgi membalas bola menuju baseline 7-5. Cornet langsung terlentang saat berhasil menang dan bangkit memberikan salam kepada lawannya.
“Itu adalah pertandingan terhebat yang saya harapkan selama hidup. Saya harus menyelamatkan satu match point untuk memenangkan gelar, jadi rasanya sangat istimewa. Saya mengeluarkan semua energi yang saya miliki,†kata Cornet dikutip situs WTA.
Sukses di Polandia juga memperlihatkan grafik prestasi Cornet yang melesat tajam. Di awal 2014, dia bahkan kalah di babak petama Apia International di Sydney dari Christina McHale, petenis asal AS.
Sementara Giorgi juga memiliki minggu yang sangat mengesankan bagi dirinya. Sebelumnya dia belum pernah menginjak perempat final WTA.
***