Berita

jokowi-jk/net

Politik

Berikut Dua Alasan Lain Mengapa JK Tidak Layak untuk Jokowi

JUMAT, 11 APRIL 2014 | 11:30 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Dalam pertemuan antara PDI Perjuangan dan Partai Nasdem kemarin (Kamis, 10/04), muncul nama Jusuf Kalla sebagai usulan cawapres untuk Joko Widodo.

Jika benar itu yang terjadi, artinya Jokowi dan PDI Perjuangan telah terancam. Dalam pandangan Peneliti Lingkar Studi Perjuangan, Gede Sandra, setidaknya ada empat alasan mengapa JK tidak bisa disandingkan sebagai cawapres Jokowi.

Dua alasan pertama, sudah dijabarkan dalam berita sebelumnya (klik di sini). Inilah dua alasan berikutnya.


Alasan ketiga, saat mudanya JK adalah Angkatan 66, pimpinan dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) cabang Sulawesi Selatan. Pada masa-masa terjadinya kudeta merangkak (creeping coup) dari Jenderal Suharto terhadap Bung Karno pada 1965-1967, KAMI adalah organisasi mahasiswa terbesar yang konsisten turun ke jalan menyerang pribadi Sang Proklamator Pemimpin Besar Revolusi.

"Maka akan terdapat banyak penolakan dari kalangan Sukarnois-Marhaenis di internal PDI Perjuangan jika akhirnya JK yang dijadikan sebagai cawapres Jokowi, yang berkonsekuensi pula pada penurunan perolehan suara di Pilpres," tegas Gede dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi (Jumat, 11/4).

Yang terakhir, tambahnya, sekali lagi PDI Perjuangan akan memberi jalan bagi kekuatan Golkar untuk kembali berada dalam pemerintahan. Yang pertama adalah pada masa Megawati sebagai Presiden 2001-2004.

Dengan menjadikan JK sebagai cawapres Jokowi dan jika kelak akhirnya menang dalam Pilpres, hampir pasti akan ada kembali menteri-menteri dari Golkar di dalam pemerintahan. Bagaimanapun JK adalah tokoh senior dan mantan Ketua Umum Golkar.

"Dan jika itu yang terjadi, maka pemerintahan Jokowi akan kembali 'digerogoti' seperti nasib pemerintahan SBY periode yang kedua. Punya menteri-menteri Golkar, tapi fraksi Golkar di Parlemen terus merongrong kebijakan pemerintah seperti layaknya oposisi," jelasnya.

Ditegaskannya, sudah saatnya PDI Perjuangan memberi pelajaran kepada Golkar untuk dapat menjadi oposisi yang sebenarnya lima tahun ke depan. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya