Sejak embargo Amerika Serikat tahun 1979 terhadap Iran, akhirnya negara adidaya itu mengizinkan adanya kerjasama perusahaan pesawatnya, Boeing, dengan negeri para mulah itu.
Namun, seperti dikutip dari pernyataan resmi perusahaan Boeing (Jumat, 4/4), bentuk kerjasama itu memiliki jangka waktu terbatas dan AS hanya memberikan suku cadang pesawat dengan tujuan keselamatan.
"Boeing akan tetap tidak diizinkan menjual pesawat baru untuk Iran," kata juru bicara Boeing, seperti dikabarkan The News International (Sabtu, 5/4).
Meski demikian, perusahaan raksasa yang bermarkas di Chicago, Illinois itu tidak menjabarkan kapan pemerintah negaranya mulai memberi izin.
Boeing hanya menyebut bahwa sudah sejak Februari lalu perusahaannya berusaha meminta izin dari pemerintah AS untuk menjual suku cadang pesawatnya ke Iran, namun baru sekarang diizinkan.
Pemberian izin ini juga dinilai berkaitan dengan dihapusnya sanksi ekonomi terhadap Iran yang diterapkan oleh AS dan negara-negara Eropa yang bertujuan untuk menekan negeri para mullah itu untuk mengurangi nuklirnya secara permanen, atau setidaknya jangka panjang.
Hal tersebut lantaran pihak Barat menuduh Iran berencana mengembangkan bom atom, meski negara yang beribukota Teheran itu telah membantahnya.
[ald]