Berita

ilustrasi

Politik

Jangan Lupakan Dosa Sejarah Partai Pengusung Capres!

KAMIS, 03 APRIL 2014 | 17:00 WIB | LAPORAN:

Jelang pemilu saat ini, marak bermunculan calon presiden (capres) yang mendadak peduli pada rakyat.

Karenanya, rakyat dihimbau agar tidak salah memilih, terutama capres yang diusung oleh partai yang pernah menyakiti hati rakyat.

Hal tersebut disampaikan oleh aktivis perempuan Novellia Yulistin pada Kamis (3/4) untuk menyikapi maraknya pesan berantai (broadcast) yang berisi dosa-dosa masa lalu PDI Perjuangan di jejaring sosial.


Novel menyebut broadcast yang beredar itu sesungguhnya merupakan fakta sejarah dari dosa PDI Perjuangan ketika Megawati Soekarnoputri menjabat presiden.

"Tak hanya menjual aset negara seperti Indosat, ketika Mega menjadi presiden, PDI Perjuangan tidak menyelesaikan tragedi Kudatuli (peristiwa berdarah di markas PDIP, dikenal dengan tragedi 27 Juli)," kata Ketua Laskar Perempuan Berdikari (LasPri) Lampung itu.

Bukan hanya itu, Novel juga menjelaskan bahwa semasa Megawati berkuasa, banyak tindakan represif terhadap mahasiswa saat demo kenaikan BBM dan TDL secara serentak.

Lebih lanjut ia menyebut bahwa ketika Megawati berkuasa, PDI Perjuangan justru tidak membela nasib rakyat kecil. Slogan 'wong cilik' yang diusung partai banteng bermoncong putih itu, menurut Novel hanya sebatas slogan.

Sehingga ia mengaku khawatir bila Jokowi terpilih jadi presiden, maka semua peristiwa semacam itu terulang kembali.

"Kalau Jokowi sebagai capres, apakah peristiwa itu tidak terulang lagi? Ini pertanyaan besar buat saya," jelasnya.

Begitu juga dengan capres dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto. Novel menyebut bahwa rakyat harapkan tak melupakan dosa masa lalunya Prabowo.

"Sejarah penculikan-penculikan mahasiswa, pelanggaran HAM yang dilakukan itu jangan dilupakan begitu saja," tegasnya.

Oleh karena itu, ia menghimbau agar rakyat Indonesia jangan pernah melupakan sejarah dalam memilih pemimpin, apalagi sejarah itu merupakan dosa-dosa besar di masa lalu.

"Rakyat harus tahu dan sadar dosa masa lalu capres dan partai. Bung Karno sendiri mengajarkan kita jangan melupakan sejarah," demikian Novel. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya