Penampilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat berkampanye di Palembang, Sumatera Selatan, kemarin, dipuji-puji para kadernya.
"Kehadiran Beliau disambut sangat antusias oleh rakyat Palembang," tutur Caleg DPR RI Dapil Sumsel 2, Anwar Fuady, dalam rilis yang diterima sesaat lalu (Rabu, 2/4).
Saat sampai di Lapangan Benteng Kuto Besak yang berada pinggir Sungai Musi, massa yang berjumlah sekitar 40 ribu orang dilaporkan langsung mengelu-elukan kehadirannya.
Dikatakan Anwar, kehadiran SBY di Bumi Lancang Kuning tersebut seperti orang pulang kampung, mengingat SBY pernah menjabat Panglima Daerah Militer di Palembang.
"Penampilan Beliau saat berorasi benar-benar luar biasa dan sambutannya mungkin lebih besar dibanding di daerah-daerah lain. Seperti biasa, Beliau berorasi menyampaikan bahwa Demokrat adalah rumah kita, rumah rakyat Indonesia, dan juga rumah rakyat Sumatera Selatan," papar Anwar.
Sementara itu, Caleg DP RI dari Dapil Sumsel 2, Neny Rostiati Marsi, mengatakan, kampanye Demokrat di lokasi wisata Benteng Kuto
Besak tersebut berjalan tertib. Meski sedikit turun hujan namun tidak menyurutkan langkah masyarakat untuk menyaksikan secara langsung SBY berorasi tentang pembangunan yang sudah dan akan dilakukan di seluruh Sumatera Selatan.
"Demokrat sudah memberikan bukti, bukan sekadar janji. Beliau juga mengajak bahwa dalam membangun negara ke depan ini tidak melihat kanan dan kiri atau menghujat siapa pun. Mari dengan niat bersih menyongsong masa depan yang lebih baik," papar Neny.
Selain itu, kata Neny di antara orasinya itu SBY juga menyampaikan rencana membangun Mulut Kambang untuk menunjang kelancaran produksi tambang batu bara, pembangunan Musi Tiga, universitas berbasis olahraga, dan Institut Agama Islam Negeri Raden Patah yang akan diangkat menjadi universitas negeri.
Kampanye SBY di Benteng Kuto Besak selain dihadiri oleh Ani Yudhoyono dan Sekjen DPP Demokrat Edie Baskoro Yudhoyono (Ibas), juga dihadiri oleh Ruhut Sitompul, Pramono Edhie Wibowo, Marzuki Ali, Syarifudin Hasan dan Ishak Mekki.
[rus]