Berita

Olivia Zalianty dan Marcella Zalianty

Blitz

Siapa Coba Peras Olive & Marcella?

SELASA, 25 MARET 2014 | 09:57 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Duo Zalianty diteror dua bulan sebelum video beredar. Si peneror sempat minta duit dengan nominal besar.

Video plesiran duo Zalianty (Olivia dan Marcella), Aburizal Bakrie dan Aziz Syamsuddin ke Maladewa berbuntut panjang. Bukan hanya memunculkan dugaan politis adanya black campaigne, tapi juga mengarah ke dugaan adanya hubungan spesial antara Ical dan Marcella.

Nampaknya oknum pembocor video dan foto pelesiran ke Maladewa ini, sukses membuat publik bertanya-tanya sekaligus tak yakin bahwa agenda ke pulau langganan pasangan berbulan madu itu hanya sekadar liburan biasa atau untuk keperluan studi banding.


“Video itu murni untuk kebutuhan pekerjaan. Sebagai dokumentasi melihat pemandangan di Maladewa. Tak ada yang rahasia ataupun yang mesum,” ujar Olivia.

Tidak hanya itu, wanita yang mahir berbahasa Mandarin tersebut juga membantah Marcella dan ARB tidur di satu kamar ketika menginap di Maladewa. Terlebih ia menegaskan, perjalanan itu dilakukan dalam waktu singkat, yakni semalam saja.

“Tidak betul sama sekali (Marcella tidur sekamar dengan ARB-red) karena saya tidur dengan kakak saya. Jadi itu tidak benar, itu cuma semalam,” tegas Olive.

Ibunda Tetty Liz pun kaget bercampur kesal mendengar isu Marcella ‘ada main’ sama capres Partai Golkar itu. “Astagfirullah, itu isu dari mana lagi, naudzubillah,” sesal Tetty Liz.

“Saya sangat prihatin dan sedih. Saya juga kecewa anak saya diperlakukan seperti ini. Dunia politik kok kejam ya,” imbuh artis senior ini.

Untuk lebih meyakinkan, sebelum pergi ke Maladewa, Olivia mengaku sudah memberitahu Ananda Mikola, suami Marcella yang dulu masih berstatus pacar.

“Kak Nanda (Ananda Mikola) tahu, bahkan saya ngajak Kak Nanda, tapi dia bilang nggak bisa ikut dan Marcella boleh pergi, Kak Nanda bolehin,” terang Olivia.

Bahkan bintang Ada Apa Dengan Cinta ini sempat mengajak ibunya ikut pergi. Namun berhubung sibuk, Tetty Liz tak bisa ikut.

“Anak-anak ajak saya, cuma saya tak bisa ikut. Kami sekeluarga tahu kepergian mereka,” sahut Tetty.

Dijelaskan Olive, dirinya yang diajak ARB ke Maladewa pada 2010. Saat itu ia pun mengajak sang kakak untuk pergi bersamanya. Namun, ia tak menyangka dokumentasi plesiran tersebut sengaja dibocorkan dan disalahartikan.

“Saya yang mengajak kakak saya Marcella. Saya merasa bersalah kepada kakak saya, saya yang mengajak, tetapi banyak berita negatif yang ditujukan ke dia. Saya merasa bertanggung jawab,” ungkap Olive.

“Banyak yang salah artikan sehingga kakak saya menjadi tumbal dalam kejadian ini. Jadi saya harus bertanggung jawab dan mengklarifikasinya,” lanjutnya.

Olive mencurigai teman dekatnya adalah pihak yang menyebarkan dokumentasi Maladewa itu. Pasalnya, video tersebut disimpan dengan rapi di kantornya.

“Rasanya iya (orang dekat), karena yang melakukan pengambilan gambar pakai kamera kantor saya,” ungkapnya.

Namun, setelah melakukan cross check, file video itu hilang. Padahal, yang bisa menyentuh arsip file adalah orang yang mempunyai akses ke ruang arsip.

“Saya tidak tahu menahu-nahu kenapa bisa tersebar karena juru kamera saya yang pegang, orang itu yang simpen dan diedit sebagai dokumen. Saya nggak tahu kenapa video itu keluar, dan saya cek file itu hilang, memorinya hilang, mungkin orang yang dekat tapi saya tidak tahu,” duga Olive.

Ternyata sebelum video tersebar, Olive dan Marcella mengalami teror. Teror tersebut datang melalui telepon dari orang yang tidak dikenalnya.

“Sempat diteror sejak dua bulan yang lalu hingga ada yang minta nominal yang besar,” jelas Olive.

Dia pun tak mengerti maksud dari si peneror itu. Akhirnya dia memilih tidak menggubris si peneror karena berasa tak memiliki video yang aneh-aneh.

“Jadi rasanya kita tidak akan meladeni. Kita tidak merasa ada hal atau video aneh, tapi kenyataannya video ini dibuat treatment menjadi negatif,” lanjutnya.

Dari pihak lain. Koordinator korban lumpur Lapindo Sidoarjo, Pitanto, mengaku cuek dengan beredarnya video tersebut dan memilih fokus mengurus ganti rugi lumpur Lapindo yang hingga saat ini belum terealisasi.

“Yang kami pikirkan adalah soal tuntutan ganti rugi yang masih belum selesai. Ini lebih penting daripada video itu. Pokoknya kapan mau ganti rugi,” kata Pitanto. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya