Berita

ilustrasi

Bisnis

Impor Daging Digeber, Harga Di Pasaran Malah Sulit Turun

Tergencet Calo, Peternak Lokal Nggak Pernah Sejahtera
SELASA, 18 MARET 2014 | 09:04 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah terus membuka kran impor daging sapi. Namun, harga daging di pasaran tetap saja mahal.

Untuk kuartal II-2014, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali membuka impor sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemerintah akan mengeluarkan izin impor sebanyak 278 ribu ekor sapi. Angka tersebut berdasarkan perhitungan Kemendag.

Padahal, realisasi impor sapi kuartal I-2014 belum maksimal. Dari data Kemendag, diketahui realisasi impor sapi hidup hingga awal Maret 2014 baru mencapai 50 persen dari perencanaan impor yang diberikan sekitar 160.000 ekor.


Dengan data tersebut, diketahui realisasi impor sapi hidup kuartal I-2014 kurang lebih baru sekitar 80.000 ekor. Jika dirinci, realisasi impor sapi hidup pada kuartal I-2014 sebanyak 60.000 ekor berupa sapi bakalan, dan 12.000 ekor berupa sapi siap potong.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi mengatakan, dari jumlah 278 ribu sapi yang diimpor pada kuartal II terdiri dari 214 ribu ekor sapi bakalan dan 65 ribu ekor berupa sapi siap potong.
Dia mengatakan, tingginya nilai impor sapi pada kuartal II ini untuk mengantisipasi hari besar dan stabilisasi harga.

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan, pihaknya terus memutar otak agar harga daging yang saat ini masih dijual di atas Rp 90 ribu per kilogram bisa turun. Salah satu solusi yang sedang dia kaji yakni pemberian subsidi transportasi bagi para petani atau pengusaha peternakan sapi. Terutama bagi kepentingan distribusikan daging ke daerah-daerah yang permintaan dagingnya tinggi.

Menurutnya, pemberian subsidi itu diberikan untuk pengangkutan daging menggunakan sarana kereta api. Sebenarnya subsidi untuk pengangkutan menggunakan kereta api sudah diusulkan Suswono beberapa waktu lalu, tetapi setelah diujicobakan distribusi menggunakan kereta dinilainya tidak efisien.

“Karena harus mengangkut dari penampungan ke kereta setelah sampai di tempat pun dari stasiun masih pakai mobil lagi,” jelas Suswono.

Tahun ini Kementan mengaku masih mendapatkan dukungan dari Kementerian Perhubungan dalam pengadaan alat transportasi untuk pengangkutan daging.

Teguh Boediyana, Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mengaku pesimis impor daging yang dilakukan pemerintah bisa menurunkan harga daging. Selama ini terbukti impor daging tidak bisa jadi alat untuk mengendalikan harga.

Teguh bilang, harga daging sapi di Indonesia sulit  turun dari Rp 90.000 per kilogram (kg) di tingkat konsumen. Sebab, harga impor sapi sudah tinggi.

Menurutnya, saat ini harga sapi impor sekitar 3,12 dolar AS per kg bobot hidup. Adapun di dalam negeri, harga daging sapi yang sudah digemukkan mencapai Rp 39.000 per kg bobot hidup.

Karena itu, Teguh meminta pemerintah  cermat menghitung kuota impor agar harga daging sapi lokal tak tertekan.

Direktur Eksekutif Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis) Sugiyanto mengatakan, masih tingginya harga daging sapi di dalam negeri akibat permainan para calo. Menurutnya, harga dimainkan oleh para calo sehingga daging sapi sulit turun.

“Peternak tidak sejahtera karena belantik (calo). Perantara yang mengambil untung besar, jadi bukan peternaknya,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia menjelaskan, agar daging sapi bisa masuk pasar tradisional butuh modal  Rp 75 ribu per kilogram. Sedangkan modal daging impor untuk masuk ke pasar modern hanya menghabiskan Rp 45 ribu per kilogram “Bedanya Rp 30 ribu dari daging impor, itu semua karena belantik,” katanya.

Sebelumnya, Dirut Bulog Soetarto Alimoeso mengatakan, pihaknya kesulitan  jual daging di pasar tradisional karena kuatnya jaringan dari penjual daging lain. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya