Berita

Suhardi

Wawancara

WAWANCARA

Suhardi: Jajaki Koalisi Dengan PDIP Tapi Prabowo Tetap Capres

KAMIS, 13 MARET 2014 | 10:13 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Partai Gerindra terus menjajaki sejumlah tokoh yang layak menjadi pendamping Prabowo Subianto dalam Pilpres 2014.

“Duet Prabowo-Ahok itu masih wacana. Kami belum memutuskan siapa yang mendampingi Pak Prabowo. Sebab, fokus pileg dulu,” ujar Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi, kepada Rakyat Merdeka, Senin (10/3) malam.

Menuruat Suhardi, nama Basuki Tjahja Purnama (Ahok) memang disebut-sebut sejumlah daerah sebagai pendamping yang paling pas untuk Prabowo.


”Tapi kami tidak mau terburu-buru memutuskan. Meski kami tahu kinerja Pak Ahok bagus sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tapi tetap tunggu dulu hasil pileg,’’ paparnya.
   
Berikut kutipan selengkapnya:

Mengapa harus menunggu hasil pileg?
Rasionalnya kan begitu. Kita kan nggak tahu bagaimana hasil pilegnya. Cukup atau tidak meraih suara untuk mengusung capres-cawapres. Kalau tidak cukup kan harus berkoalisi.

Tidak yakin ya?
Bukan begitu. Kami sangat yakin. Sebab, dari hasil survei internal, survei Ines, dan hasil survei dari luar negeri, PNT, perolehan suara kami bagus. Hanya saja kepastiannya kan memang baru ada setelah pileg.

Ah, masak sih?
Benar kok. Hasil survei Ines perolehan suara kami beda tipis dengan PDIP. Gerindra dapat  26,06 persen. Sedangkan PDIP 26,07 persen. Sementara hasil survei PNT perolehan suara kami sekitar 23 persen. Hasil perhitungan internal juga di kisaran 20 persen.

Apa survei itu bisa dipertanggungjawabkan?
Tentu bisa. PNT itu kan lembaga survei luar negeri yang ikut menghitung hasil Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Mereka satu-satunya lembaga yang hasil hitungannya tepat. Ines juga kredibel. Kami juga tidak main-main dalam melakukan survei internal. Tapi kalau tidak percaya juga, tidak apa-apa. Kita lihat saja nanti hasil pileg.

Kalau itu benar, kenapa nggak berani usung  capres-cawapres sekarang?
Bukan nggak berani. Kami cuma mengambil pilihan logis saja. Kalau soal mengusung capres-cawapres, sebenarnya sudah sejak lama daerah banyak yang minta. Apalagi, melihat tingginya elektabilitas dan popularitas Pak Prabowo.

Dengan peringkat Pak Prabowo yang selalu tinggi, kami yakin bisa menang dipasangkan dengan siapapun. Apalagi, dengan Pak Ahok yang beberapa survei peringkatnya juga bagus. Sebab, kinerjanya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta memang bagus. Tapi soal cawapres tetap kami tentukan setelah ada hasil pileg. Makanya kami memilih menunggu.

Gerindra masih membuka kemungkinan koalisi?
Begitulah. Sebetulnya kalau bisa kami ingin mengusung capres-cawapres sendiri. Agar program-program yang direncanakan partai bisa dilaksanakan sepenuhnya.

 Tapi kalau hasil pileg menyatakan harus berkoalisi, ya kami akan mencari kawan untuk berkoalisi.

Dengan parpol mana?
Belum tahu. Kami masih menjajaki kemungkinan berkoalisi dengan PDIP dan parpol lainnya.

Kalau berkoalisi dengan PDIP,  Prabowo yang jadi cawapres?
Tidak bisa, tetap Prabowo capres. Itu harga mati untuk Gerindra. Kalau mau Jokowi yang jadi cawapres. Kalau tidak mau, kami koalisi dengan parpol lain saja. Asal Pak Prabowo tetap capres.

Jika Jokowi nyapres, bisa menang satu putaran, ini bagaimana?
Itu kan baru pendapat orang. Kita lihat saja, siapa yang akan masuk gelanggang. Kalau berandai-andai, semua juga bisa. Tunggu saja buktinya nanti.

Hasil beberapa survei, Jokowi unggul terus, apa tidak khawatir?
Kami sama sekali tidak khawatir. Perolehan suara Pak Prabowo juga tinggi terus, dan perolehan suara Gerindra naik terus. Tinggal bagaimana kami saja. Sekeras apa kami bekerja untuk memenangkan Gerindra dan Pak Prabowo.

Masak nggak khawatir sih?
Kami nggak khawatir kepada Jokowi.  Saat ini semua kader Gerindra sedang fokus menghadapi pileg. Sedang memikirkan bagaimana caranya memperoleh lebih dari 20 persen suara.  

Soal pertarungan di pilpres, kami sama sekali tidak ragu dengan sosok Pak Prabowo. Siapapun lawannya, kami yakin Pak Prabowo bisa menang. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya