Berita

ilustrasi

Bisnis

Sektor Pertanian Terancam Kalangan Industri Tertekan

Jelang MEA, Daya Saing Usaha Justru Makin Rontok
SENIN, 24 FEBRUARI 2014 | 09:02 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

RMOL. Menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, aroma optimis ter­pancar dari pemerintah. Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengakui saat ini persiapan Indonesia menghadapi MEA sudah lebih dari 80 persen.

“Persiapan kita sudah di atas 80 persen, sisanya akan kita ram­pungkan dalam waktu dekat ini,” tutur Hatta.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, jika pemerintah menganalogikan saat ini kesiapan secara umum jelang MEA sudah 80 persen dan bisa mencapai 100 persen di akhir tahun 2014, itu hal  wajar sebagai wujud opti­misme pemerintah.


Hanya saja, harus melihat juga realita yang terjadi secara keselu­ruhan, jangan sampai membe­rikan angin surga kepada publik yang nantinya menjadikan bume­rang bagi pemerintah sendiri.

“Boleh saja optimis, tapi tetap harus realistis. Kalau benar ada­nya, tidak jadi masalah. Kha­watirnya ini hanya halusinasi pemerintah saja,” kata dia.

Menurut Enny, Indonesia ma­sih mengalami defisit perda­gangan. “MEA sudah dalam hitu­ngan bulan, realitanya masih ada proteksi perdagangan kita dengan negara ASEAN lain sudah ter­seok-seok. Nah, kalau sudah dibuka bebas yang terjadi bisa lebih parah,” papar Enny.

Wakil Ketua Asosiasi Pengu­saha Indonesia (Apindo) Anton Supit menilai kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015 yang telah mencapai 80 persen adalah keliru. Pasalnya, yang terjadi di lapangan justru berbeda karena kalangan dunia usaha justru merasa tertekan dengan adanya MEA tersebut.

“Karena ada beberapa sektor yang memang kuat menghadapi pasar ASEAN, akan tetapi ada sek­tor penting yang justru akan kalah di pasar ASEAN,” kata Anton.

Dia menjelaskan, sektor yang akan terancam adalah sektor per­tanian. Sejauh ini Indonesia masih ketergantungan terhadap impor bahan pangan. Dengan adanya MEA maka sektor pangan Indonesia akan dibanjiri impor tidak hanya dari luar ASEAN akan tetapi dari ASEAN.

Anton juga menuding peme­rintah seakan tidak peduli dengan nasib dunia usaha dalam meng­hadapi MEA. Pasalnya, dalam dua tahun ke depan seharusnya pemerintah fokus meningkatkan daya saing industri dalam negeri namun perhatian pemerintah akan terfokus pada Pemilu.

 Maka dari itu, dia meminta pemerintah dan kalangan dunia usaha duduk bersama untuk mem­beberkan kelemahan dan keung­gulan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015.

Pengamat pertanian HS Dillon menegaskan, Indonesia belum siap menghadapi MEA 2015, khususnya di sektor pertanian. Pasalnya, sejauh ini upaya mem­perkuat petani untuk mening­katkan produksinya masih jauh.

Keberpihakan kepada petani, menurut Dilon, hanya kuat di pemerintan pusat dengan adanya ketentuan mengenai revitalisasi pertanian sejak tahun 2005. Namun sayangnya, untuk riilnya di lapangan masih sulit.

“Banyak bupati yang tidak mau berpihak pada petani. Mereka lebih senang kepada pengusaha atau pihak swasta karena lebih cepat untung,” jelasnya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya