Berita

tb hasanuddin/net

Politik

TB Hasanuddin: Jangan Goda Panglima Main Politik!

MINGGU, 09 FEBRUARI 2014 | 22:27 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Jangan jerumuskan lagi Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke dalam perpolitikan, biarkan TNI  maju dan berkembang menjadi tentara profesional dan tentara pejuang demi tegak dan jayanya NKRI.

Penegasan itu diutarakan Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, politisi PDI Perjuangan yang menjabat Wakil Ketua Komisi I DPR RI, beberapa saat lalu (Minggu, 9/2).

Pria yang pernah menjabat Sekretaris Militer era Presiden Megawati ini menyatakan, era reformasi telah banyak mengubah situasi politik, hukum, ekonomi, termasuk reformasi di lingkungan ABRI saat itu.


Sebelum tahun 1998 (era Orde Baru ), TNI dan Polri yang saat itu disebut ABRI, menjadi kekuatan politik yang tak ada tandingannya. Bermodal Dwi Fungsi, ABRI masuk di semua lini yaitu eksekutif, legislatif bahkan di yudikatif.  Bahkan hanya menyisakan sedikit ruang bagi kekuatan sipil .

Era reformasi kemudian telah mengembalikan TNI pada peran dan fungsi sebenarnya. TNI tidak lagi berpolitik dan berbisnis, tapi TNI telah menjadi kebanggaan bangsa sebagai tentara rakyat, tentara nasional, tentara pejuang dan tentara profesional .

Menurut dia, sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun 2004, TNI sudah menjauhi politik praktis. Tetapi kini ada kekuatan politik yang justru ingin menjerumuskan TNI dalam pusaran politik.

"Sangat disayangkan kalau kemudian justru para politikus-lah yang mulai 'menggoda' TNI untuk kembali bermain politik praktis. Misalnya mengajak jenderal-jenderal aktif masuk ke dalam jajaran partai , termasuk menarik Panglima TNI aktif menjadi calon presiden," jelas Hasanuddin.

Kata dia juga, di zaman Orde Baru sebenarnya sangat jelas sikap perjuangan ABRI. ABRI hanya mengenal politik negara.

"Tapi kemudian Soeharto yang menggeser peran dan fungsi ABRI masuk dalam ranah politik praktis melalui Dwi Fungsi-nya sebagai kekuatan sosial politik," tandasnya. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya