Berita

ray rangkuti/net

Politik

KPU Sudah Meneror Demokrasi

SABTU, 08 FEBRUARI 2014 | 12:14 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah salah memaknai pasal dalam UU tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD. Kesalahan itu akhirnya berujung pada sikap yang mengkategorikan kampanye untuk tidak gunakan hak pilih atau "Golput" sebagai pelanggaran pidana.

KPU menyebut kampanye Golput adalah tindakan pidana atau "teror" baru bagi warga Indonesia. Bahkan, meminta aparat polisi menindak tegas para pelakunya.

Pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), Ray Rangkuti, menyebut KPU salah mengartikan pasal 292 dan 308 UU 8/2012 yang intinya menyebut tindakan sengaja menghilangkan hak memilih, penggunaan kekerasan, menghalangi serta kegiatan yang mengganggu penggunaan hak pilih orang lain masuk kategori pidana.


"KPU memaknai dua pasal itu, lalu mengkategorikan kampanye atau ajakan golput sebagai kriminal. Hal itu seperti meneror demokrasi yang sudah sukses kita bina selama 14 tahun terakhir," kata Ray yang juga mantan aktivis gerakan reformasi 98, kepada wartawan beberapa saat lalu (Sabtu, 8/2).

Seharusnya, kata dia, warga yang ikut pemilu atau yang tidak ikut pemilu dapat dengan leluasa mengkampanyekan ide mereka di ruang publik. Dua ide ini dibiarkan bersanding di pasar pemilu dan menjadi bagian penting dari diskursus pelaksanaan pemilu di Indonesia.

Bahkan, menurut dia, ajakan Golput pada tingkat tertentu telah menjadi gerakan politik yang dapat menarik kembali penyelewengan makna dan tujuan pemilu.

"Selama golput dinyatakan sebagai hak, maka mengkampanyekan hak itu juga adalah hak," tegas Ray. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya