Berita

ilustrasi

Bisnis

Hadapi Perdagangan Bebas, Industri Gula Lokal Masih Dipenuhi Masalah

Industri Dalam Negeri Banyak Yang Belum Siap
SELASA, 04 FEBRUARI 2014 | 08:07 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

RMOL. Mendekati pasar bebas ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) pada 2015, industri gula Indonesia masih belum siap. Masih banyak persoalan yang harus diselesaikan pemerintah untuk memastikan industri siap menghadapi AEC.

“Industri gula saat ini masih banyak masalah, bagaimana mau menghadapi produk-produk impor. Seperti gula rafinasi yang rembes, impor raw sugar untuk perbatasan tapi tidak sampai ke perbatasan dan masalah harga patokan petani gula yang masih rendah,” ungkap Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Natsir Mansyur.

Ekonom Didik J Rachbini menyatakan, Indonesia selalu gagal menghadapi perdagangan bebas. “Kita ini banyak menghadapi kebijakan ekonomi global seperti komunitas ekonomi ASEAN. Ini ibarat ujian naik kelas tapi (kita) celaka terus karena tidak dipersiapkan,” kata Didik.


Didik juga menuding perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dan China menjadi biang kerok dari defisit perdagangan Indonesia. Hal itu terjadi lantaran basis produksi di dalam negeri tidak dipersiapkan dengan baik.

Menurutnya, perdagangan internasional ibarat pula bermain kartu. Jika lawan membuka satu kartu, Indonesia juga cukup membuka satu kartu. “Jangan sana buka satu, kita buka lima. Sekarang begitu juga, dari negara di ASEAN yang paling diuntungkan itu Singapura,” tuding Didik.

Menurut dia, Singapura dengan jumlah penduduk yang sangat sedikit, namun unggul dalam jasa akan mendapat banyak keuntungan dari AEC. Sementara Indonesia, negara dengan penduduk terbesar ke-4 dunia merupakan pasar yang menarik diperebutkan di kawasan ASEAN.

“Singapura pasarnya kecil, kita pasarnya besar. Itu satu kenaifan yang tidak pernah kita pikirkan. Yang sangat kita perlukan adalah diplomasi yang kuat dalam investasi dan perdagangan,” pungkasnya.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, Indonesia harus menjadi basis produksi pangan di kawasan ASEAN pada 2015.
 
“Tidak ada kata lain, harus siap karena itu akan terjadi. Oleh sebab itu, Indonesia harus menjadi basis produksi pangan bukan pasar negara lain,” katanya.

Ketua Asosiasi Hortikultura dan Kedelai Indonesia Benny Kusbini mengungkapkan, tidak hanya industri gula yang belum siap menghadapi pasar bebas ASEAN, secara keseluruhan sektor pangan Indonesia belum siap.

Menurut Benny, untuk urusan kedaulatan pangan Indonesia masih sangat labil dan tergantung impor dari negara tetangga. “Kita harus hati-hati. Kalau melihat kondisi sekarang, kita hanya menjadi penonton,” ucapnya.

Ia mencontohkan Kamboja yang disebutnya seperti Indonesia di era 1965 bisa menjadi negara eksportir beras. Ini kebalikan dari Indonesia yang sepanjang 2011 lalu mengimpor 3 juta ton beras.

Selain beras, Benny juga menunjukkan angka importasi berbagai komoditas pangan seperti jagung (2,8 juta ton), kedelai 1,8 juta ton, sapi (480 ribu ekor), susu (3,8 juta liter), beras ketan (150 ribu ton) dan beras broke (200 ribu ton).  ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya