Konvensi Rakyat yang digagas Salahuddin Wahid sudah dua kali dilaksanakan yakni di Surabaya Jawa Timur dan di Medan, Sumatera Utara. Konvensi ini melengkapi konvensi capres yang digelar beberapa parpol.
“Konvensi ini bukan seperti ajang sirkus yang dibawa kesana kemari. Tetapi sebagai salah satu upaya mencari pemimpin yang pantas memimpin Indonesia di masa depan,†kata Gus Solah, sapaan adik Gus Dur ini kepada Rakyat Merdeka.
Tokoh masyarakat dan peÂngaÂsuh Pesantren Tebuireng, JomÂbang, Jawa Timur ini mengÂgagas KonÂvensi Rakyat untuk menjaÂring figur-figur terbaik bangsa yang akan menjadi calon presiÂden dan kemudian ditawarkan kepada partai politik.
Ide awalnya, jelas Gus Solah, datang dari beberapa anak muda yang menghubunginya yang kemudian mengerucut dan segera diwujudkan.
“Salah satu mekanisme konÂvenÂsi rakyat adalah melalui surÂvei. Para tokoh capres yang ikut Konvensi Rakyat akan dilihat, baÂgaimana elektabilitasnya dan tingkat keterpilihan di mata puÂblik,†ujarnya.
Peserta konvensi yaitu, Ketua DeÂwan Syuro Partai KebangkiÂtan Bangsa Yusril Ihza MahenÂdra, RekÂtor Universitas Islam EroÂÂpa Sofjan Siregar.Juga ada toÂkoh peÂrempuan Anni IwaÂsaki, Bupati KuÂtai Timur Isran Noor, penguÂsaÂha Ricky Sutanto, manÂtan MenÂÂteri Perekonomian RiÂzal Ramli, dan aktivis senior Tony Ardi.
Berikut wawancara lengÂkapnya :
Bagaimana perkembangan Konvensi Rakyat?Alhamdulillah, selama dua kali diadakan di kota Surabaya dan Medan, semuanya berjalan lancar dan tidak menemui kendala. Saya harap juga akan terus begitu. KaÂrena masih ada empat lokasi lagi yang akan kami kunjungi.
Bagaimana respon masyaÂrakat?Alhamdulilah, masyarakat sangat antusias dengan konvensi capres di dua kota yang kami singgahi. Semuanya terisi penuh dan tidak menyisakan tempat saÂma sekali.
Seperti di Medan, yang menggunakan ruangan MeÂdan International Convention Center. Nanti di Balikpapan juga akan menggunakan gedung yang besar. Ini tandanya bahwa para peserta konvensi bisa menyedot perhatian masyarakat.
Apakah ada penambahan peserta?Sebelumnya jumlah pesertaÂnya lebih banyak dari yang sekaÂrang. Sehingga harus diseleksi dan tidak bisa semuanya kami loÂloskan. Sampai saat ini belum ada rencana penambahan peserta. MaÂsih tetap tujuh peserta seperti seÂkarang. Mereka semuanya baÂgus-bagus dan mempunyai bakat mumpuni menjadi seorang peÂmimpin.
Dari semua peserta, apakah sudah ada partai yang mendeÂkati?Belum ada. kan roadshownya belum selesai. Jadi belum bisa diÂamÂbil kesimpulan.
Harus meÂnunggu sampai di akhir acara. SeÂtelah itu, mungkin ada partai yang  akan mendekati para peserÂta. Nantinya, peserta konvensi rakÂÂyat yang ada di peringkat teÂraÂtas, akan diumumkan dan dineÂgosiasikan dengan partai politik untuk mendapatkan dukungan suara sesuai persyaratan minimal perolehan suara.
Sempat ada beberapa pihak yang meragukan tentang konÂvensi ini. Dianggap hanya main-main dan tidak akan mengÂhasilkan apa pun. KoÂmenÂtar anda?Itu tergantung yang melihat. Konvensi ini di setiap tempat ada penekanan aspek tertentu. Seperti di Medan tentang hukum. BalikÂpapan perihal reformasi biroÂkraÂsi, Makassar soal masalah ekonomi, Bandung tentang pendiÂdikan dan kesehatan. Terakhir di Jakarta, keÂsimpulannya. Sebetulnya kalau mau dikupas persoalan yang akan dibahas masih banyak. ConÂtohÂnya seperti isu lingkungan dan korupsi.
Mungkinkah ada penambaÂhan lokasi?Mungkin saja ada penamÂbaÂhan. Memang ada beberapa pihak yang menawarkan daerahnya untuk kami kunjungi. Tapi kami belum bisa memenuhi perminÂtaÂan mereka karena memang belum ada rencana untuk menambah loÂkasi untuk konvensi rakyat. KaÂrena, waktunya terlalu mepet deÂngan pelaksanaan pilpres.
Kenapa semua peserta harus dibawa keliling berbagai daeÂrah?Supaya masyarakat mengeÂtahui kalau ada kandidat lain yang akan menjadi capres atau cawapres. SeÂhingga tidak hanya itu-itu saja yang muncul ke perÂmukaan. SeÂhingga, masyaraÂkat memiliki lebih banyak pilihan tentang siapa yang layak meÂmimpin pemerinÂtahan Indonesia 2014-2019. PemiÂlihan presiden juga tidak boleh diÂlakuÂkan asal jadi. Diperlukan deÂbat caÂpres seÂcara terbuka sehingga dikeÂtahui siapa yang layak.
Dari mana dana untuk mengÂgelar Konvensi Rakyat?Sumber dananya diperoleh secara kolektif. ***