Berita

Bisnis

Karena Seksi, Minyak dan Gas Jadi Bancakan Politisi

JUMAT, 24 JANUARI 2014 | 15:55 WIB | LAPORAN:

Besarnya uang yang berputar di sektor bisnis pengolahan minyak dan gas yang ditengarai mencapai Rp 700 triliun setiap tahun kerap menyulut terjadinya perang politik di dalam negeri. Penempatan portofolio Menteri Enerji dan Sumberdaya Mineral (ESDM) misalnya, mesti dibarengi kalkulasi politik dari berbagai kepentingan.

"Karena begitu seksi, sektor minyak dan gas bumi menjadi bancakan para politisi," kata aktivis mahasiswa 98 yang juga Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) membidangi  enerji dan gas, Arif Rachman dalam diskusi "Apa Kabar Kedaulatan Migas Indonesia 2014" di Jakarta, belum lama ini.

Menurut Arif, perputaran uang sektor Migas yang menggiurkan itu seringkali menyeret-nyeret partai  politik. Namun banyak yang tak menyadari, sumber-sumber Migas di dalam negeri itu memiliki batas dan akan habis karena terus menerus dikuras.


"Kita yang menghirup era reformasi, jangan lagi mewarisi praktik-praktik yang sempit, tapi mesti berfikir secara strategis ke depan," imbaunya.

Apalagi,  lanjut Arif, beruntung letak geografis Indonesia di daerah tropis yang memiliki banyak sumberdaya alam enerji.

"Generasi muda mesti mensikapi secara cerdas situasi yang dihadapi dengan mengembangkan diversifikasi sumberdaya alam enerji terbarukan yang melimpah," ajaknya.

Forum diskusi  yang digelar Lembaga Kajian Politik (LKP) Universitas Moestopo bersama Rakyat Merdeka Online (RMOL) itu, dimoderatori juga aktivis 98 yang juga  Sekjen Pro Demokrasi (Prodem) Firman Tendry.

Sebelumnya, Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana mengungkapkan, sekalipun Indonesia memiliki sumberdaya alam minyak dan gas, tapi porsi yang dimiliki secara global tidaklah besar. Untuk minyak, porsi  yang dihasilkan hanya berkisar 0,5 persen dari minyak dunia. Demikian juga dengan gas hanya berkisar 1,4 persen dari keseluruhan gas dunia. Adapun untuk  batu bara hanya berkisar 3,1 persen dari dunia.

"Sumber-sumber migas yang ada akan habis sehingga kita mesti melakukan eksplorasi mengusahakan dari cadangan yang masih tersedia," terangnya.

Dia juga mengungkapkan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah sejak UU Nomor 44/1960, UU Nomor 8/1971 sampai dengan yang dikeluarkan dalam era reformasi UU Nomor 22/2001. Polanya selalu terjadi tarik menarik dengan pola dua kaki antara  produsen dan negara. Sampai akhirnya dilakukan pola tiga kaki yang lebih demokratis dengan pemisahan negara, lembaga independen dan produsen.

"Pola ini yang dijalankan saat ini dengan pendapatan Migas bagi negara terus meningkat. Pola ini juga mendeskripsikan demokratisasi sebagaimana dijalankan di banyak negara," terangnya.

Sementara itu, aktivis 77-78 Indro Tjahyono mengingatkan, sekalipun kedaulatan wilayah negara itu ada, tapi praktik kolonialisme tetap saja berlangsung dalam bentuk penjajahan ekonomi dan kultural.

"Negara-negara besar terus melakukan praktik penjajahan dengan bekerjasama para komprador elit sampai ke daerah-daerah," terangnya.

Karena itu, Indro mengimbau, generasi muda mesti menyadari hal itu dan jangan sampai menjerumuskan bangsanya.

Tampil juga dsalam diskusi itu, Anggota DPR Komisi VII Bobby Rizaldi, pengusaha SPBU Syarief Hidayat dan Kabiro mahasiswa Univ Moestopo Usmar Ismail.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya