Berita

sby dan ibas/net

Hukum

Soal Ibas KPK Tidak Terpengaruh dengan Buku SBY

RABU, 22 JANUARI 2014 | 22:38 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak terpengaruh dengan salah satu petikan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seperti tertulis di bukunya Selalu Ada Pilihan yang menyebutkan bahwa kewibawaannya sebagai presiden akan runtuh jika KPK memeriksa putra bungsunya Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas.

Jurubicara KPK, Johan Budi SP menegaskan bahwa ungkapan yang ditulis Presiden SBY dalam bukunya itu tidak akan mengganggu proses hukum apapun di KPK. Termasuk, jika penyidik membutuhkan pemeriksaan terhadap Ibas.

"Ungkapan dari Pak SBY dari yang ditulis, tidak ada kaitannya sama sekali dengan tugas dan kewenanganya dengan KPK. Karena nggak ada hubungannya dengan tugas dan kewenangan dari KPK," ujar Johan di kantornya, Jakarta, Rabu malam (22/1).


Kendati begitu, Johan menyatakan belum mendapatkan informasi apakah penyidik akan memeriksa Ibas. Adapun pemeriksaan ditengarai bakal dilakukan untuk mengkonfirmasi soal pernyataan mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, Yulianis yang menyebut Ibas pernah mendapatkan uang sebesar 200 ribu dollar AS dari perusahaannya saat Kongres Partai Demokrat di Bandung 2010 lalu.

"Belum ada rencana pemanggilan Ibas," demikian Johan Budi.

SBY dalam buku yang ia tulis Selalu Ada Pilihan menyebut wibawanya sebagai presiden akan hancur apabila KPK memeriksa Putra kandungnya sekaligus Sekjen DPP Partai Demokrat, Ibas Yudhoyono.

"Sementara itu ada pula yang mengatakan bahwa Ibas sangat bisa dijebak, agar ada pintuk masuk untuk memperkarakanya. Alasanya dipanggil saja Ibas oleh KPK, misalnya menjadi saksi siapapun dan untuk kasus apapun, maka runtuhlah sudah kewibawaan saya sebagai presiden," tulis SBY.

SBY juga mengatakan, sejumlah pihak akan mengeksploitasi agar Partai Demokrat juga hancur jika Ibas diperiksa. Dikatakan ketua umum Partai Demokrat ini, perilaku seperti ini akan menodai demokrasi.

"Momentum seperti ini akan dieskploitasi untuk sekaligus menghabisi Partai Demokrat hingga benar-benar lenyap dari peredaran. Kalau hal ini benar, politik kita telah memasuki era hitam dan gelap. Persis seperti apa yang ada dalam cerita-cerita film," tulis SBY lagi. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya