Pemerintah mengklaim harga bahan pokok awal tahun ini stabil. Padahal, di bebarapa pasar tradisional harganya masih melonjak. Apalagi saat ini memasuki musim penghujan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta para menteri berupaya sekuat tenaga menjaga stabilitas harga atau inflasi, terutama harga pangan. Karena itu, jajaran menteri bidang perkenomian diminta memastikan kecukupan suplai pangan.
“Kita jangan menunggu sampai harga bergejolak kembali. Mari pastikan ada kecukupan suplai, terutama pangan. Saya harap jajaran Menteri Koordinator Perekonomian bisa menjadikan ini sebagai prioritas, sekali lagi stabilitas harga terutama pangan,†kata SBY di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.
Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mengklaim, berdasarkan pantauannya, harga bahan pokok di beberapa daerah stabil. Bahkan, ada yang harganya terus mengalami penurunan.
Menurut dia, harga bahan pokok di tingkat nasional untuk komoditas per 15 Januari 2014 mengalami penurunan jika dibanding 13 Januari 2014. Seperti harga bawang merah yang turun 1,42 persen menjadi Rp 29.356 per kilogram (kg).
Selain itu, harga cabe rawit merah juga turun 0,93 persen menjadi Rp 37.957 per kg, harga daging sapi turun 0,46 persen menjadi Rp 97.605 per kg dan harga daging ayam broiler turun 0,19 persen menjadi Rp 30.129 per kg.
Harga beras medium juga turun 0,17 persen menjadi Rp 8.757 per kg, harga kedelai turun 0,02 persen menjadi Rp 10.894 kg, dan bawang putih turun 0,03 persen menjadi Rp 14.521 kg.
Kendati begitu, Gita mengaku, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, yaitu cabe merah besar 3,10 persen menjadi Rp 32.211 per kg, cabe merah keriting naik 2,74 persen menjadi Rp 33.646 per kg, mi-nyak goreng curah naik 0,72 persen menjadi Rp 11.157kg, gula pasir naik 0,03 persen menjadi Rp 11.789 per kg, dan telur ayam ras naik 0,03 persen menjadi Rp 20.237.kg.
“Pemerintah akan terus berupaya agar harga dan pasokan bahan pangan pokok tetap stabil dan mencukupi,†katanya.
Gita juga mengatakan, yang perlu diantipasi saat ini adalah musim penghujan yang diperkirakan masih berlangsung, serta dampaknya bagi produksi beberapa komoditas dan terhadap kelancaran distribusi bahan kebutuhan pokok.
Bekas Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu mengimbau masyarakat dapat menginformasikan ke pemerintah jika terjadi kekurangan bahan pangan pokok di daerahnya, sehingga pemerintah pusat bisa koordinasi dengan pemerintah daerah dan para pelaku usaha untuk memenuhi kekurangan tersebut.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menambahkan, tahun ini Indonesia masih perlu mewaspadai lonjakan harga pangan. Pasalnya, hingga akhir tahun kemarin harga pangan masih menyumbang inflasi 11,8 persen.
Kemiskinan BertambahBeberapa pedagang mengeluhkan harga kebutuhan pokok yang masih tinggi. Ruwiyah, penjual sayur di Pasar Kemiri Muka, Depok, Jawa Barat, mengatakan, hampir seluruh bahan pokok harganya terus meningkat.
“Cabe naik biasanya 40 ribu per kg, sekarang 44 ribu per kg, yang lagi turun itu bawang. Sayur-sayuran malah naik. Kacang panjang 10 ribu. Modalnya nambah, pendapatannya malah berkurang,†keluhnya.
Harga sejumlah kebutuhan pokok di beberapa pasar tradisional Ibukota mengalami kenaikan menjelang pergantian tahun kemarin.
Sementara, pedagang sembako di pasar Palmerah Sutini mengatakan, harga bahan pokok rata-rata naik 10 persen. Harga cabe merah kriting yang semula dijual Rp 35.000 per kg, naik jadi Rp 40.000 per kg. Cabe rawit hijau naik dari Rp 8.000 per kg menjadi Rp 15.000 per kg. Sedangkan harga tomat naik dari Rp 6.000 per kg menjadi Rp 8.000 per kg.
Harga telur dari Rp 17.000 per kg naik menjadi Rp 19.000 per kg, ayam potong naik dari Rp 38.000 menjadi Rp 45.000 per ekor, daging sapi naik dari Rp 95.000 menjadi Rp 100.000 per kg.
Kepala Kajian Pekerjaan Layak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nawawi Asmat mengatakan, kenaikan harga bahan pokok akan berdampak pada bertambahnya jumlah orang miskin. “Kemiskinan Indonesia terus bertambah karena ketidakmampuan pemerintah mengontrol harga,†kata Nawawi. ***