Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui pemenuhan kekurangan pasokan daging sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri selama 2013 dilakukan melalui impor, walaupun sudah ada peningkatan produksi daging.
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono menyatakan, produksi daging sapi tahun ini mencapai 430.000 ton atau naik 10 ribu ton dibanding 2012 yang mencapai 420.000 ton. Namun, kebutuhan daging sapi selama 2013 mencapai 549.700 ton.
“Memang masih ada defisit ketersediaan daging sapi sepanjang tahun 2013, karena kebutuhan melebihi dari produksi dari dalam negeri,†katanya di Jakarta, kemarin.
Dengan defisitnya ketersediaan daging sapi tersebut menyebabkan tingginya harga daging sapi. Karena itu, menurut Suswono, untuk mengatasi masalah daging ini, pemerintah mengambil langkah membuka pintu impor daging sapi berupa sapi hidup maupun daging beku.
“Tapi sebenarnya ketersediaan sapi di daerah banyak, namun tidak mudah untuk mengangkut sapi antar pulau,†cetusnya.
Meski pemerintah telah membuka keran impor daging sapi maupun ternak sapi untuk menambah pasokan dalam negeri, menurut dia, ternyata harga daging sapi dalam negeri tidak mengalami penurunan secara nyata.
Harga daging sapi di dalam negeri masih tinggi berkisar Rp 90.000-100.000 per kg.
Suswono menyatakan, fenomena tersebut menunjukkan permasalahan mahalnya harga daging sapi bukan hanya akibat produksi yang masih belum mencukup dan suplai, tetapi adanya permasalahan perdagangan.
“Kondisi harga tinggi tersebut juga sulit diakses peternak disebabkan kendala sarana angkutan dan distribusi sapi yang belum memadai,†katanya.
Menurut dia, persoalan distribusi dan infrastruktur pendukungnya akan menjadi prioritas program mendatang dan masih memerlukan waktu untuk penyelesaiannya.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan menyatakan, harga daging sapi sebesar Rp 90 ribu per kg merupakan harga yang sangat bersahabat bagi peternak.
Kata dia, harga tersebut yang membuat peternak bergairah menernak sapi, karena harga daging sapi sedang bagus. Kalau sampai turun harganya, peternak sapi bisa lesu semangat.
“Kepentingan peternak pada harga lebih bergairah jika Rp 80-90 ribu per kg, daripada harga Rp 76 ribu per kg,†katanya.
Bekas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) itu menyatakan, harga daging yang masih bertahan tersebut tidak akan menganggu inflasi, asalkan tidak terjadi lonjakan yang tinggi terhadap kenaikannya. ***