RMOL. Kesepakatan PDI Perjuangan dan Partai Gerindra pada Pemilihan Presiden 2009 lalu terus menjadi perbincangan publik.
Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman mengatakan, perjanjian yang disepakati kedua belah pihak itu bukti kejeniusan Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam berpolitik.
Menurutnya, pada Pilpres 2009, Prabowo paham bahwa ia tidak mungkin memenangi Pilpres jika berpasangan dengan Megawati. Maka, strategi Prabowo mengadakan perjanjian dengan PDIP pada 2009, untuk mendukung Prabowo maju pada Pilpres 2014 adalah bukti Prabowo sudah memprediksi apa yang akan terjadi pada 2014 nanti.
"Perjanjian Batu Tulis menunjukkan kematangan Prabowo dalam berpolitik, terutama dalam hal merencanakan jauh ke depan," tutur Jajat (Jumat, 27/12).
Bagaimana jika PDIP ingkar janji ?
Menurut Jajat, tidak ada yang tahu isi sebenarnya dari perjanjian “Batu Tulis†kecuali petinggi kedua partai tersebut. “Jika terbukti PDIP telah ingkar terhadap Gerindra, maka rakyat yang akan menilai apakah partai tersebut masih layak dipilih atau tidak,†tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengakui adanya kesepakatan antara PDIP dan Gerindra untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai Presiden dalam Pilpres 2014. Kesepakatan itu tertuang pada butir ketujuh perjanjian "Batu Tulis" tersebut. zul