Amerika Serikat berencana mengirim utusan khusus untuk Sudan Selatan guna membantu pemerintah negara itu berdialog dengan kelompok bersenjata.
Keputusan ini diambil setelah Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, menelepon Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir pada Kamis (19/12), di tengah pertempuran antara kelompok-kelompok etnis dan politik memanas di negara Afrika itu.
"Sekarang adalah waktu bagi para pemimpin Sudan Selatan untuk mengendalikan kelompok-kelompok bersenjata di bawah kendali mereka untuk segera menghentikan serangan terhadap warga sipil, dan mengakhiri rantai kekerasan retributif antara kelompok etnis dan politik yang berbeda," kata Kerry, yang dikutip Al-Arabiya (Sabtu, 21/12).
Tidak hanya itu, Penasihat Keamanan Nasional AS Susan Rice juga turut mengirimkan pesan kepada rakyat Sudan Selatan untuk tetap menahan diri.
"Kami mendesak para pemimpin di semua sisi untuk berhenti menciptakan kekerasan, mengakhiri pertempuran, dan berkomitmen untuk dialog damai. Kekerasan etnis harus segera dihentikan. Mereka yang telah melakukan tindakan kekerasan terhadap warga sipil harus bertanggung jawab," kata Rice.
Kekerasan ini terjadi setelah Presiden Kiir, asal suku Dinka, menuduh mantan Wakil Presiden Riek Machar, asal suku Nuer, mencoba melakukan kudeta. Hal ini kemudian juga menyeret kedua suku tersebut ke dalam perang antar etnis.
Menurut laporan PBB, sedikitnya 500 orang telah tewas dan 35.000 orang
lainnya terpaksa mengungsi akibat konflik ini.
[zul]