Berita

Hanya Soal Waktu, Rupiah Bisa Jeblok ke Rp 14 Ribu

SENIN, 02 DESEMBER 2013 | 09:05 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS terus mengalami tekanan, bahkan sempat menyentuh titik Rp 12 ribu per dolar AS pekan lalu.

Menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DR. Rizal Ramli, fenomena pelemahan nilai tukar rupiah itu bukan sesuatu hal yang terjadi tiba-tiba, melainkan sudah dapat diperkirakan sebelumnya.

Dia mengatakan, perekonomian Indonesia mulai memperlihatkan kelemahan strukturalnya, dan kini berada pada fase lampu kuning. Keadaan ini didorong oleh empat jenis defisit yang terjadi bersamaan. Pertama, di sektor perdagangan. Sampai 1,5 tahun lalu perdagangan Indonesia mengalami surplus sehingga 3 miliar dolar AS. Sementara sekarang minus 6 miliar dolar AS.

"Sebelum ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh faktor eksternal. Industrialisasi di China dan India membutuhkan komoditas dalam jumlah besar dari Indonesia. Sekarang China dan India mengalami penurunan impor, sehingga jumlah ekspor komoditas kita ke negara itu juga turun," ujar mantan Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan ini dalam perbincangan dengan redaksi.

Juga ada defisit transaksi berjalan yang lebih berbahaya. Karena sejak krisis 1998 hal ini baru terjadi sekarang. Diperkirakan, sampai akhir tahun defisit transaksi akan menyentuh angka 9,8 miliar dolar AS.

"Dengan demikian nilai tukar rupiah akan terus rontok, dan hanya soal waktu sebelum akhirnya jeblok ke kisaran Rp 14 ribu terhadap dolar AS," ujarnya lagi.

Dua jenis defisit lainnya adalah defisit neraca pembayaran yang sampai akhir tahun diperkirakan minus 4 miliar dolar AS, dan defisit anggaran yang disebabkan impor lebih banyak, termasuk BBM, sementara pendapatan dari sektor pajak di bawah target.

Keadaan ini akan menghantui Indonesia sampai tahun depan. Kalau tidak hati-hati jadi lampu merah.

"Tapi kalau pemerintah berikutnya jago dan hebat, keadaan ini bisa kembali menjadi lampu hijau," ujar Rizal Ramli lagi.

Salah satu ciri pemerintah yang hebat, sebutnya, dapat melihat kesempatan di balik kesempitan. Misalnya, dapat dikenali dari cara memandang nilai tukar rupiah yang sedang terpuruk. Pemerintahan yang loyo akan melihat nilai tukar yang lemah sebagi persoalan.

Sementara pemerintahan yang hebat dan inovatif dapat menarik keuntungan dari keadaan itu. [guh]

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Razia Balap Liar: 292 Motor Disita, 466 Remaja Diamankan

Senin, 03 Februari 2025 | 01:38

Pemotor Pecahkan Kaca Mobil, Diduga karena Lawan Arah

Senin, 03 Februari 2025 | 01:29

PDIP: ASN Poligami Berpeluang Korupsi

Senin, 03 Februari 2025 | 01:04

Program MBG Dirasakan Langsung Manfaatnya

Senin, 03 Februari 2025 | 00:41

Merayakan Kemenangan Kasasi Vihara Amurva Bhumi Karet

Senin, 03 Februari 2025 | 00:29

Rumah Warga Dekat Pasaraya Manggarai Ludes Terbakar

Senin, 03 Februari 2025 | 00:07

Ratusan Sekolah di Jakarta akan Dipasang Water Purifire

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:39

Manis di Bibir, Pahit di Jantung

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:18

Nasdem Setuju Pramono Larang ASN Poligami

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:03

Opsen Pajak Diterapkan, Pemko Medan Langsung Pasang Target Rp784,16 Miliar

Minggu, 02 Februari 2025 | 22:47

Selengkapnya