Berita

ilustrasi/net

Dunia

Israel Kecam Kesepakatan Jenewa Soal Nuklir Iran

MINGGU, 24 NOVEMBER 2013 | 14:28 WIB | LAPORAN: SHOFFA A FAJRIYAH

Pertemuan antara Iran dan negara kuat yang tergabung dalam P5+1 di Jenewa, Swiss telah menghasilkan beberapa kesepakatan langkah tindak lanjut masalah nuklir Iran.

Dalam kesepakatan itu, Negeri Para Mullah ini bersedia untuk membatasi pengayaan uraniumnya tidak melebihi angka lima persen. Iran juga bersedia membatasi persedian uranium dan sepakat untuk tidak memasang sentrifugal pengayaan baru di pabrik Fordow. Selain itu, Iran juga wajib memberikan akses kepada badan pengawas nuklir PBB IAEA untuk melakukan inspeksi di Fordow dan Natanz.

Namun begitu, kesepakatan ini mendapat kecaman dari seteru Iran, Israel. Negara Yahudi itu menganggap kesepakatan ini masih buruk untuk mencapai solusi tepat di masa depan.


"Kesepakatan itu tidak akan menghentikan upaya Iran menguasai senjata nuklir," ujar Menteri Intelijen Israel dan Strategis, Yuval Steinitz seperti dilansir Associated Press (Minggu, 24/11).

Steinitz juga menyayangkan perundingan itu berlangsung tanpa Israel. Padahal, menurutnya, senjata nuklir Iran merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup Israel, di tengah kekhawatiran atas dugaan pengembangan rudal jarak jauh yang mampu menghantam daratan Israel.

"Israel tidak dapat berpartisipasi dalam kesepakatan internasional yang didasarkan pada penipuan Iran. Meskipun kami kecewa, kami akan tetap bekerja sama dengan negara-negara sekutu Amerika Serikat dan seluruh dunia untuk mencapai solusi yang komprehensif," kata Steinitz.

Israel merupakan negara yang telah berulang kali mengancam akan melakukan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran. Serangan Iran ini akan dilakakukan jika diplomasi internasional gagal mengekang Iran memproduksi nuklir. [ian]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya