Berita

foto: net

Hukum

Tidak Ada Kaca yang Pecah di Zaman Jimly dan Mahfud

SABTU, 16 NOVEMBER 2013 | 09:31 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Elite politik tidak bisa seenaknya memvonis negatif kesadaran publik terhadap proses hukum menyusul insiden kerusuhan di ruang sidang Mahkamah Konstitusi. Faktanya, publik sudah terbukti menghormati tiap keputusan Mahkamah Konstitusi sejak lembaga berjulukan benteng konstitusi itu berdiri 10 tahun lalu.

"Dari 2003 MK berdiri dan 2004 pemilu sampai sekarang, ternyata tidak ada satu pun kaca yang pecah," ujar  Komisioner Komisi Yudisial, Taufiqurahman Sahuri, dalam diskusi "Wibawa MK Terjun Bebas" di Cikini, Jakarta, Sabtu (16/11).

Dia mengamini penelitian Setara Institute yang merekam jejak MK sejak 2003. Penelitian itu menyebutkan keputusan MK di periode kepemimpinan Jimly Asshiddiqie cenderung akademis, di periode Mahfud MD lebih progresif, sementara di periode Akil Mochtar lebih ke arah politis.


"Zaman kepemimpinan Jimly memang ada beberapa kasus kecurangan, tapi itu dilakukan para pihak yang bersengketa, bukan para hakim. Di zaman Jimly itu kadang keputusan bikin kecewa, tapi bisa diterima," terangnya.

Di era Mahfud MD, tambahnya, keputusan MK progresif dan mengedepankan teori kemaslahatan. Misalnya, pemilih dalam pemilu bisa memakai KTP dan KK sebagai ganti kartu pemilih.

Di era Akil Mochtar-lah banyak cacat MK yang terjadi dan terungkap. Bermula dari testimoni advokat Refly Harun yang mengungkap indikasi transaksi putusan hukum yang libatkan Akil Mochtar. Di sini, kepercayaan terhadap MK menurun. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya