Berita

ray rangkuti/net

Politik

KISRUH DPT

Langkah Presiden Terlambat dan Mencurigakan

RABU, 13 NOVEMBER 2013 | 19:39 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan pimpinan lembaga negara di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (13/11) untuk membahas karut marut Daftar Pemilih Tetap (DPT) mendapat tanggapan kritis.

"Langkah presiden yang memanggil lembaga negara ke Istana untuk menyelesaikan masalah DPT harus dicermati dengan sikap kritis. Pertama, langkah ini terlambat," tegas pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima Indonesia), Ray Rangkuti, kepada wartawan, Rabu malam (13/11).

Kisruh data pemilih yang tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) telah lama diperdebatkan. Tepatnya, menjelang penetapan DPT 23 Oktober dan 4 November. Saat itu banyak pihak meminta presiden memberi perhatian atas kisruh DPT.


Ray tegaskan bahwa KPU harus menjaga sifat independen dan kemandirian. Karena itu, pertemuan antara SBY dengan Ketua KPU serta Menteri Dalam Negeri dapat menimbulkan rasa was-was soal upaya mengintervensi KPU. Kekhawatiran itu makin menguat setelah Lembaga Sandi Negara pun terlibat dalam kerjasama dengan KPU. Ray tegaskan bahwa pokok soal saat ini tidak lagi pada KPU, tapi pada Kementerian Dalam Negeri  yang diminta memverifikasi sisa data pemilih sebanyak 7,1 juta pemilih yang masih "siluman".

"Presiden tentu memiliki kewenangan penuh memantau dan memerintah Kemendagri agar secara total membantu KPU, khususnya dalam memastikan data NIK sekitar 7.1 juta pemilih. Dalam hal yang sama memerintahkan Deplu agar secara total membantu KPU memastikan adanya dugaan sekitar 4 juta pemilih di luar negeri belum dimasukkan ke DPT," urai Ray.

Sejatinya, Presiden hanya memiliki hak menjangkau hal-hal yang tadi disebutkan Ray. Karena itu rapat koordinasi presiden, Kemendagri, KPU dan DPR dalam soal data pemilih itu layak dipertanyakan dasarnya.

"Kita semua berkepentingan agar pemilu sukses. Tapi tidak membiarkan sikap-sikap yang dapat mengganggu kemandirian dan independensi KPU dalam mengelola tahapan pemilu," tandasnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya