Berita

benjamin netanyahu/net

Dunia

Israel: Mengurangi Tekanan Terhadap Iran Adalah Kesalahan Bersejarah

SELASA, 15 OKTOBER 2013 | 08:47 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pembicaraan internasional dengan Iran mengenai program nuklirnya yang kontroversial berlangsung dua hari di Jenewa, Swiss. Tetapi sepertinya tidak akan ada terobosan besar yang ditemukan.

Inilah perundingan pertama sejak kepemimpinan Presiden Hassan Rouhani yang moderat menjabat pada Agustus lalu. Dia pernah mengungkapkan keinginan memperbaiki hubungan dengan Barat terkait isu nuklir dan menargetkan kesepakatan dalam waktu enam bulan.

BBC melaporkan, menjelang pembicaraan, Israel lebih dulu memperingatkan bahwa mengurangi tekanan kepada Iran akan menjadi "kesalahan bersejarah".


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara di parlemen negaranya pada Senin kemarin, dan mengatakan bahwa setiap langkah untuk membiarkan pemerintah Iran hanya akan memperkuat "elemen tanpa kompromi" Iran, dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei akan dianggap sebagai "pemenang".

Sementara suasana di Amerika Serikat lebih baik. Sembilan senator terkemuka mengatakan mereka terbuka terhadap gagasan menangguhkan sanksi baru jika Teheran mengambil langkah penting untuk memperlambat program nuklirnya. Dalam sebuah surat kepada Presiden Barack Obama, senator menekankan bahwa, sementara itu, ancaman kekuatan militer harus tetap ada.

Iran akan mengadakan pembicaraan dengan perwakilan kelompok P5 +1 , yang terdiri dari Inggris, China , Prancis , Rusia dan Amerika Serikat ditambah Jerman .Tim Iran dipimpin oleh Menteri Luar Negeri, Mohammad Javad Zarif.

"Besok adalah awal dari cara sulit dan relatif memakan waktu ke depan," kata Zarif lewat halaman Facebook-nya, sehari sebelum pertemuan digelar .

"Saya berharap hari Rabu kita bisa mencapai kesepakatan untuk menemukan jalan menuju resolusi," ujarnya

Negosiator internasional mengatakan mereka terbuka untuk mendengar ide-ide Teheran. Mereka ingin Teheran untuk mengambil langkah-langkah spesifik untuk mencegah pembuatan senjata nuklir.

Sebagai imbalannya, mereka berjanji untuk menghapus beberapa sanksi internasional yang telah diberlakukan dalam beberapa tahun terakhir .

Namun, Barat telah mengisyaratkan bahwa akan sulit untuk meraih kesepakatan hanya dalam dua hari pembicaraan.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya