Berita

foto: net

Politik

Relawan Jokowi Endus Tiga Gempa Politik Desain Parpol Gelap Mata

RABU, 09 OKTOBER 2013 | 10:26 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Memorandum of understanding (MoU) antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) terus saja dipermasalahkan kelompok sipil. Data rahasia yang seharusnya hanya untuk KPU, ikut "diketahui" dan dimiliki lembaga lain.

Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) melalui pengacaranya, Astro Girsang, akan menggugat kerjasama itu ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Bara JP menganggap kerjasama dua lembaga itu sudah menyalahi kode etik.

Didampingi Ketua DPP Bara JP, Syafti Hidayat, Astro mengatakan, "gempa bumi" politik nasional bukan hanya terjadi melalui MoU KPU-Lemsaneg, tetapi juga larangan KPU untuk menggunakan media sosial untuk mensosialisasikan program partai politik. Kampanye di media sosial hanya diperbolehkan antara 16 Maret hingga 5 April 2014. KPU sudah menjadi diktator.


 "Gempa bumi lainnya adalah upaya pemerintah mengontrol Mahkamah Konstitusi (MK). Ada dugaan, hal ini adalah antisipasi agar sengketa Pemilu yang pasti akan terjadi dalam 2014 untuk Pemilihan Legistatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres), ditangani hakim-hakim MK pro pemerintah," ujar Astro lewat pernyataan tertulis kepada wartawan, Rabu (9/10).

Ketiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu, tutur Astro, tidak bisa dianggap sebagai keadaan yang berdiri sendiri. Diduga kuat adalah by design, di mana partai tertentu sudah gelap mata dan menempuh segala cara untuk memenangkan Pileg dan Pilpres 2014.

Keputusan menggugat MoU KPU-Lemsaneg dan dua topik lain yang dianggap menjadi gempa bumi politik nasional, diambil dalam rapat DPP Relawan Jokowi pada Selasa malam kemarin (8/10). [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya