Berita

john kerry/net

Dunia

LAPORAN DARI KOREA

Kunjungan John Kerry ke Jepang Mengkhawatirkan Korea Selatan

MINGGU, 06 OKTOBER 2013 | 09:11 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mewakili Presiden AS Barack Hussein Obama dalam KTT APEC yang dibuka hari ini di Bali. Sebelum ke Indonesia, Kerry dan Menteri Pertahanan Chuck Hagel menyempatkan diri singgah di Jepang. Kunjungan kedua menteri AS itu membuat Korea Selatan sedikit banyak merasa terganggu.

Halaman muka harian Korea Times edisi akhir pekan, misalnya, termasuk yang mempertanyakan kunjungan Kerry itu.

Apakah Kerry bertindak seperi Acheson? Hubungan AS-Jepang yang Semakin Dekat Membuat Korea Khawatir. Begitu judul berita utama Korea Times yang dimuat di lipatan atas koran. Namun di sebelahnya adalah foto berukuran besar yang memperlihatkan kapal induk USS George Washington yang tiba di Busan, Korea, hari Jumat lalu.


Kunjungan ke Jepang itu dimaknai sebagai upaya AS memperkuat hubungan dengan Jepang dalam rangka membatasi hegemoni China yang sedang tumbuh pesat.

Di dalam laporan yang ditulis Kang Seung-woo itu disebutkan setidaknya ada dua alasan mengapa kunjungan Kerry dan Hagel ke Jepang menciptakan ketidaktenangan di Seoul.

Pertama, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terlihat berusaha melupakan Korea dan China yang menjadi korban dari kekejaman Jepang pada Perang Dunia Kedua. Kunjungan yang dilakukan pejabat tinggi AS ke Jepang menjadi semacam pengakuan yang membuat Abe semakin percaya diri.

Kedua, kunjungan Kerry dan Hagel itu membawa kenangan lama ketika Menteri Luar Negeri AS Dean Acheson di tahun 1950 silam mengabaikan Korea dan Taiwan dalam zona keamanan yang haris dilindungi (defensive perimeter). Akibatnya, enam bulan setelah AS mendeklarasikan batas perlindungan keamanan itu, dengan bantuan Uni Soviet ketika itu Korea Utara menginvasi Korea Selatan.

Hasil dari kunjungan Kerry itu adalah rencana merevisi perjanjian militer AS dan Jepang. Ini membuka peluang Jepang kembali mengembangkan kekuatan militer di kawasan Asia Timur. Pasal 9 Konstitusi Jepang menyatakan Jepang tidak memiliki kekuatan militer. Pasal ini lahir dari pengalaman traumatik yang diakibatkan agresifitas militer Jepang sepanjang paruh pertama abad ke-20. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya