Berita

hasyim muzadi/net

Politik

PILGUB JATIM

Hasyim Muzadi: Sebelum Sengketa Jatim Diputus, KPK Harus Pastikan Ada atau Tidak Suap ke Akil Mochtar

SABTU, 05 OKTOBER 2013 | 10:59 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Rencananya, sidang keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sengketa Pemilihan Gubernur Jawa Timur akan digelar pada Senin lusa (7/10). Sidang itu dapat dipastikan bakal diwarnai kecurigaan publik karena dilakukan beberapa hari setelah Ketua MK, Akil Mochtar, diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang juga tokoh masyarakat Jawa Timur, KH Hasyim Muzadi, berpendapat, sangat penting untuk memastikan ada atau tidak suap dari dua pihak yang bersengketa di Pilgub Jatim kepada Akil Mochhtar sebelum ia ditangkap.

Dalam pernyataan  tertulisnya, Hasyim meminta penyidik KPK, walau dalam waktu sangat sempit sebelum Senin lusa, bahwa tidak ada suap mengalir kepada Akil Mochtar, baik dari kubu Khofifah (penggugat) maupun kubu incumbent yang diputus menang Pilgub oleh KPU, Sukarwo.


"Karena keputusan MK adalah final, tidak bisa diubah lagi dan kalau ternyata di kemudian hari ada bukti (novum) baru berupa suap sebelum keputusan MK tanggal 7 Oktober mendatang, tentu akan ada split hukum (terbelahnya) keputusan hukum MK. Sehingga di satu sisi keputusan MK tidak bisa diubah, dan di lain sisi sebenarnya keputusan itu cacat hukum ," terangnya.

Hal ini terjadi di kasus Pilkada Lebak, Banten, yang terlanjur diputuskan dua hari sebelum Akil ditangkap KPK. Keputusan MK tetap berlaku, namun baru kemudian diusut pidana penyuapnya setelah operasi penangkapan.

" Kalau ternyata tidak ada suap, sidang hari Senin silakan berjalan normal. Tapi kalau ternyata ada suap, hasil penyidikan KPK harus masuk ke sidang MK dan penyuapnya didiskualifikasi," ucap dia.

"Jatim jauh lebih besar dan dinamis dari Lebak, bahkan menjadi barometer nasional. Tentu akan repot kalau terjadi kegoncangan sosial di Jatim," tutupnya. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya