Berita

Pertahanan

KPK Diminta Bidik Pejabat BPN

JUMAT, 04 OKTOBER 2013 | 20:36 WIB

Konflik tanah yang marak terjadi di negara ini tak lepas dari peran Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang sekarang dikomandani mantan Jaksa Agung RI, Hendarman Supandji. Sebagai regulator, BPN menutup mata terhadap objek yang seharusnya ditata sesuai ketentuan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) dan turunannya.

Begitu disampaikan Ketua Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW) Junisab Akbar, Jumat (4/10), menanggapi temuan kinerja negatif pegawai BPN yang dihadapi  Himpunan Masyarakat Adat Pulau-pulau Rempang Galang (Himad Purelang) di Batam dan Kepulauan Riau.

Menurut Junisab berdasarkan fakta dalam setiap kasus sengketa tanah yang diungkap masyarakat secara kolektif, terdapat kecenderungan oknum pegawai atau staf BPN baik di Pusat, Provinsi dan atau Kota/Kabupaten ikut terlibat sehingga terjadi sengketa pertanahan.


"Modusnya, mereka terkesan tidak tahu menahu atas sengketa tanah, padahal sesunggguhnya mereka sangat tahu," ujar mantan anggota Komisi III DPR RI yang membidang hukum tersebut.

Salah satu bukti faktual menurut Junisab, terkuaknya kesalahan BPN saat dikomandani Joyo Winoto, berupa penerbitan surat tanah lahan Hambalang yang kini tengah ditangani KPK. Bisa dibayangkan, menurut pria berdarah Sumatera Barat ini, untuk tanah yang sangat dekat dengan Jakarta saja, BPN berani bermain api. Apalagi untuk wilayah yang berada di perbatasan dengan negara tetangga, bahkan jumlahnya ratusan pulau-pulau.

"BPK seharusnya melakukan audit kinerja terhadap BPN. Bahkan bila perlu melakukan investigatif audit kinerja atas perilaku Joyo Winoto itu," sergahnya.

Dikatakannya pula, KPK jangan hanya suka memainkan kemampuan penyadapan semata seperti selama ini namun lumpuh dalam mewujudkan janjinya dalam kaitan penyimpangan kewenangan terkait pelayanan publik dibidang pertanahan.

"Atau, saran kami sebaiknya Kepala BPN Hendarman Supandji berinisiatif untuk membuka diri dengan cara meminta BPK melakukan audit kinerja terhadap jajaran BPN. Yang lebih ideal, Komisi II DPR RI mengusulkan kepada pimpinan DPR untuk meminta BPK melakukan auditnya," saran dia.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya