Berita

FOTO:NET

Nusantara

HIV/AIDS Menyebar Paska Lokalisasi Ditutup

MINGGU, 01 SEPTEMBER 2013 | 12:56 WIB

Setelah ditutup beberapa bulan lalu, eks lokalisasi di kawasan Bangunsari dan Tambasri, Surabaya, Jawa Timur, masih menyisakan masalah.

Seperti diberitakan JPNN, beberapa mantan PSK kembali beraktivitas. Mereka menyebar ke sejumlah lokasi. Alhasil, dampak yang muncul adalah semakin beragamnya karakter penderita HIV/AIDS.

Ketua LKMK Dupak Arif An mengatakan, penutupan lokalisasi memang tidak sepenuhnya menyelesaikan semua persoalan. Secara lokasi, memang sudah tidak ada ruang bagi PSK untuk melakukan praktik prostitusi. Namun, yang menjadi kendala adalah kebutuhan ekonomi yang belum terjawab sehingga eks PSK kembali pada profesi sebelumnya secara terselubung.


Menurut Arif, lokasi yang diduga menjadi tempat untuk menjalankan bisnis esek-esek tersebut, antara lain, tempat kos dan hotel. Sedangkan untuk transaksi, dia menyebut masih dilakukan di gang kampung dan mucikari setempat.

Tak berbeda dengan kondisi di Kremil Tambakasri, pemandangan serupa terlihat di eks lokalisasi Bangunsari. Pasca ditutup Desember silam, ternyata aktivitas kafe belum sepenuhnya tutup. Menurut laporan warga, saat ini ada beberapa kafe dan tempat karaoke yang masih menjalankan aktivitasnya.

Arif An mengatakan, aktivitas kafe itu sebenarnya sudah berlangsung beberapa bulan terakhir. Bagi warga sendiri, aktivitas kafe tersebut masih dibiarkan karena jumlahnya memang sedikit. Namun, lama-kelamaan ada beberapa kafe yang mengikuti untuk buka.

Aktivitas PSK yang kembali muncul itu justru memicu kasus sosial baru, yakni semakin maraknya peredaran HIV/AIDS. Ya, data terbaru dari Puskesmas Morokrembangan menyebutkan bahwa dua warga positif terjangkit virus mematikan itu.

Kepala Puskesmas Morokrembangan dr Fitriah Wahyuningsih mengatakan, dua pasien tersebut merupakan warga biasa yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Dia menambahkan, pasien baru itu ditemukan bukan melalui proses screening terhadap mantan PSK. Namun, lewat poli umum di puskesmas.

"Iya, dua pasien ini baru diketahui setelah periksa di poli umum. Saya curiga dengan gejala yang tampak pada pasien. Setelah saya periksa, ternyata benar mereka positif terinfeksi HIV/AIDS," jelasnya.

Hal serupa ditemukan di wilayah Dupak. Menurut data Puskesmas Dupak, selama Januari hingga Juli tercatat sembilan pasien positif terinfeksi penyakit yang belum ditemukan obatnya itu.

Kepala Puskesmas Dupak dr Nurul Lailah mengatakan, secara angka jumlah tersebut turun daripada tahun sebelumnya. Namun, yang menarik adalah semakin bertambahnya penderita HIV/AIDS pasca ditutupnya lokalisasi. Sama dengan kasus yang terjadi di Morokrembangan, di wilayah itu semua pasien adalah warga biasa.

"Jadi, semuanya warga biasa dan bukan PSK, sedangkan untuk ibu hamil sejauh ini belum ada temuan," ujarnya.

Nurul pun menduga temuan terhadap warga biasa tersebut juga terkait dengan keberadaan eks PSK yang menyebar. Dia menyebut suami adalah salah satu faktor penularan penyakit tersebut. Menurut dia, ketika si suami "jajan", mereka tidak mengetahui bahwa si PSK tersebut terjangkit HIV.

Nurul menjelaskan, jika PSK tersebut masih di lokalisasi, tentu penularan itu tidak mungkin terjadi. Sebab, dengan diadakannya screening, para PSK yang positif terinfeksi pasti segera diambil dan dijauhkan dari tempat tersebut. Namun, dengan tersebarnya mereka, pantauan dari dinas kesehatan pun sulit.

"Kami jadi kesulitan. Karena itu, sekarang banyak warga biasa yang terjangkit HIV/AIDS. Saya menduga karena si suami tidak tahu waktu kencan, si PSK mengidap penyakit tersebut," katanya.

Nurul juga menjelaskan soal bertambahnya pasien HIV/AIDS. Dia menganggap jumlah tersebut masih terbilang kecil. Menurut dia, pasca-penutupan  eks lokalisasi, sulit mendeteksi dan menjaring pasien HIV/AIDS. Penyebabnya, banyak mantan PSK yang kini sudah berpindah tempat atau berprofesi di bidang lain.

"Ya jujur, di satu sisi penutupan itu positif untuk mengatasi problem sosial. Namun, untuk kesehatan sendiri, saya sulit mendeteksi mereka. Masalahnya, saya bingung mencari mereka," ujarnya.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya