Berita

ilustrasi, Pawai Budaya Di Monas

On The Spot

Arak-arakan Kereta Manten Disaksikan SBY Dari Istana

Melongok Pawai Budaya Di Monas
SENIN, 19 AGUSTUS 2013 | 09:55 WIB

Untuk memeriahkan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-68 digelar pawai budaya dari 33 provinsi. Kegiatan yang diikuti ratusan seniman ini menjadi sarana hiburan bagi warga ibu kota.

Pawai budaya ini digelar di depan Istana Negara dan kawasan Monas sore kemarin. Satu per satu perwakilan provinsi menampilkan budaya khasnya kepada Presiden SBY dan Wapres Boediono yang menyaksikan dari Istana. Juga masyarakat yang memadati jalur yang dilalui pawai.

Tepat jam tiga sore kontingen Jawa Timur yang lebih dahulu melintas di depan Istana negara. Kontingen ini menampilkan budaya manten tembang tegon atau arak-arakan pernikahan.

Arak-arakan itu menyertakan kereta setinggi tiga meter yang ditumpangi sepasang seniman yang mengenakan pakaian penganten. Di belakang kereta, barisan perkusi memainkan irama gamelan khas daerah itu.

Ayos, salah satu seniman kontingen Jawa Timur mengatakan, untuk pawai budaya tahun ini, pihaknya ingin menampilkan kereta penganten. Untuk menjalankan kereta diperlukan 29 orang.

“Kereta kita tidak pakai mesin, yang dorong kereta manten ada tujuh orang. Di kereta perkusi, ada 22 orang,” papar Ayos yang mengenakan kostum serba hitam-hitam.

Tidak kalah menarik, kontingen Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tampil dengan membawa miniatur “Tugu Jogja”. Miniatur tugu kebanggaan warga Yogyakarta itu ditempatkan pada mobil bak terbuka. Para penari mengiringi arak-arakan mobil yang membawa miniatur itu.

“Ini (miniatur) kita bawa langsung dari Jogja. Di sini tinggal di pasang-pasang aja. Sampai di Jakarta pas Jumat kemarin,” kata Idit, salah satu peserta karnaval dari kontingen DIY.

Persiapan pawai sudah dimulai sejak pukul 13.30. Jalan-jalan yang akan dilalui arak-arakan yakni Jalan Medan Medan Timur, Jalan Medan Merdeka Utara dan Jalan Medan Merdeka Barat dan Jalan Medan Merdeka Selatan, ditutup. Tak ada kendaraan yang diperbolehkan lewat.

Ribuan masyarakat terlihat memadati kawasan Monas tempat pawai dimulai dan sepanjang jalan pawai digelar. Masyarakat terutama anak-anak tampak antusias melihat pawai budaya yang sudah jarang digelar di Jakarta ini. Miniatur Candi Borobudur, rumah Tongkanan, perahu naga, serta tak ketinggalan sepasang ondel-ondel raksasa berukuran sekitar 8 meter menarik perhatian warga yang menyaksikannya.

Usai melakukan pawai mengelilingi Monas, ratusan peserta kemudian memasuki halaman monumen kebangsaan Indonesia itu. Meski roda-roda kereta pawai berhenti berputar. Ribuan warga tetap menikmati gelaran seni tari yang memukau mata.

Di antaranya, Kontingen Gorontalo menggarap tarian “Mopoyitohu Elengge.” Yakni, tradisi masyarakat agraris dalam menumbuk padi yang diekspresikan dengan ceria dan gembira. Kemudian, Kontingen Kalimantan Timur, menampilkan tarian “Bening Hutan Wehea” yang menyerukan kesadaran akan hutan bagi kelangsungan bumi dan manusia.

Sementara, Kontingen Papua Barat mempersembahkan Tari Afo “Refe, Engge dan Selawa.” Ketiga tarian menggambarkan proses ritual pembelajaran tentang hal-hal yang bersifat sakral bagi anak laki-laki.

Kontingen Provinsi Maluku Utara, menyajikan Tari Soya-Soya yang menggambarkan semangat perjuangan melawan penjajah di masa lalu. Di masa kemerdekaan, tarian ini biasa untuk menyambut para tamu daerah.

Sementara, kontingen tuan Rumah DKI Jakarta menampilkan “Saujana Jakarta”. Yakni ondel-ondel, tari Betawi dan music tanjidor yang merupakan pembauran budaya lokal dan budaya Cina, dan Barat. Pagelaran tari ini juga untuk menggambarkan masyarakat Jakarta yang terbuka dan toleran akan perbedaan dan kemajemukan.

Kemudian kontingen Jawa Barat berkreasi dengan “Wayang Hihid Langgir Badong” yang menggambarkan kondisi sosial politik Indonesia masa kini yang cukup gerah.

Melalui simbol hihid atau kipas terbuat dari bambu, seniman menyerukan perdamaian, kerjasama, membangun semangat persatuan dan kesatuan untuk Indonesia tercinta.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan, pawai ini untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI Ke-68. Tahun ini pawainya berkonsep seni dan budaya bernuansa masa lalu, masa kini dan masa akan datang.

“Pawai Budaya Nusantara 2013 mempertunjukan pameran seni dan budaya 33 provinsi dan 3 BUMN dengan melibatkan lebih kurang 4.000 seniman. Diharapkan, acara ini dapat meningkatkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap bangsanya,” kata Mari Elka.

Menurut dia, pawai budaya ini merupakan pemancing agar kegiatan serupa juga digelar di daerah-daerah. Untuk di tingkat pusat, semua provinsi menampilkan karya terbaiknya sehingga terjadi persaingan sehat yang akan menghasilkan tampilan kesenian yang terus meningkat.

Selain gelaran pawai budaya 33 provinsi, peringatan kemerdekaan di Jakarta juga disemarakkan dengan berbagai perlombaan. Di antaranya lomba fotografi. Juga pamaeran hasil kreasi berbagai UMKM dan komunitas.

Sebanyak 500 personel polisi diturunkan untuk mengamankan karnaval budaya di sekitaran Monas. Polisi yang diturunkan merupakan gabungan dari Polda dan Polres Jakarta Pusat.

Menteri Elka: Karnaval Ini Banggakan Rakyat

Kemeriahan begitu terasa saat gelaran pawai budaya nusantara yang berlangsung di kawasan Monas, Jakarta Pusat, kemarin. Digelar sehari usai Kemerdekan RI Tahun 2013, warga Jakarta disuguhkan pemandangan aneka budaya bangsa.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu mengatakan, tujuan dari pawai ini untuk perekat bangsa yang terdiri dari 33 provinsi. Untuk itu, acara tahunan tersebut, disuguhkan secara spektakuler.

“Ada 33 provinsi dan sejumlah BUMN yang menampilkan keunikan, tradisi, dan kreativitasnya masing-masing,” papar bekas ekonom CSIS ini.

Mari Elka mengatakan, Indonesia sangat kaya akan kegiatan pawai budaya atau karnaval yang berlangsung di berbagai daerah. Dia beranggapan, tidak berlebihan bila Indonesia dikatakan sebagai “Negeri 1.000 Karnaval”.

“Karena begitu banyak dan beragam kegiatan pawai dan karnaval dengan segala atribut, keunikan, dan tradisi masing-masing daerah yang tidak akan ditemui di tempat atau di negara lain,” ujarnya bangga.

Dia berharap, kegiatan yang digelar untuk merayakan HUT ke 68 Kemerdekaan RI ini dapat menjadi perekat berbagai suku bangsa di Indonesia.

“Harapan kami agar masyarakat Indonesia dapat menjadikan HUT RI sebagai pesta rakyat dan ajang peningkatan rasa bangga masyarakat,” tutup Mari Elka.

Usai acara pawai, terpilih 10 kontingen terbaik dari 33 provinsi yang menggelar acara bertajuk “Budaya Pemersatu Bangsa” itu. Ke-10 kontingen itu adalah Jawa Timur, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jambi, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Barat, dan Jawa Tengah.

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan bahwa Dewan Juri akan memilih 10 penampil terbaik dengan mempertimbangkan beberapa kriteria pemilihan, yakni konsep garapan, kreativitas, dan penampilan tim secara keseluruhan.

Sebagai bentuk penghargaan, kontingen budaya dari 10 provinsi itu menerima piala dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir acara.

Kemarin sore, Presiden Yudhoyono dengan didampingi Ibu Ani Yudhoyono membuka dan menyaksikan secara langsung Pawai Budaya Nusantara. Kegiatan ini terakhir kali diselenggarakan pada 2009.

Kepala Negara dan Ibu Ani yang kompak mengenakan busana berwarna orange terlihat turut larut dalam keriuhan yang ada dan beberapa kali bertepuk tangan saat menyaksikan aneka tarian dan mobil hias yang lewat.

Pawai Budaya Nusantara tersebut merupakan rangkaian kegiatan bidang seni dan budaya dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-68 tahun 2013. Pawai tersebut rutin diselenggarakan setiap tahun kecuali tiga tahun terakhir karena peringatan proklamasi kemerdekaan bertepatan dengan bulan Ramadhan. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Anak Usaha Telkom Hadirkan DreadHaunt, Gim Bergenre Survival Horror

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:57

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

2 Jam 1 Meja

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:40

Dua Mantan Pegawai Waskita Karya Digarap Kejagung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:38

KPK Sita 7 Mobil dan Uang Rp1 Miliar usai Geledah 10 Rumah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:24

Bareskrim Bakal Bongkar Puluhan Artis dan Influencer Terlibat Promosi Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 00:42

Mudahkan Warga Urus Paspor, Imigration Lounge Kini Hadir di Mal Taman Anggrek

Rabu, 09 Oktober 2024 | 00:19

KPK Cekal 5 Tersangka Korupsi Pencairan Kredit Usaha Bank Jepara Artha

Selasa, 08 Oktober 2024 | 23:52

Polisi Tangkap Penyekap Bocah 12 Tahun Selama Seminggu di Kalideres

Selasa, 08 Oktober 2024 | 23:42

KPK Usut Dugaan Korupsi Pencairan Kredit Usaha BPR Bank Jepara Artha

Selasa, 08 Oktober 2024 | 22:52

Selengkapnya