Berita

Dunia

Kunjungan Raja Juan Carlos I Membuka Lembaran Baru

JUMAT, 19 JULI 2013 | 23:58 WIB | OLEH: DR. TEGUH SANTOSA

Kunjungan Raja Spanyol Juan Carlos I ke Kerajaan Maroko selama tiga hari dalam pekan ini membuka lembaran baru dalam sejarah hubungan kedua kerajaan. Maroko tengah berusaha memperbesar arus investasi ke negara-negara lain terutama di kawasan Mediterania, Afrika Utara dan Timur Tengah. Sementara Spanyol sedang berusaha mencari jalan keluar terbaik dari krisis ekonomi yang menghumbalang beberapa tahun terakhir ini.

Satu dari sedikit pilihan yang tersedia bagi Spanyol adalah menghampiri dan menjalin hubungan yang lebih kuat lagi dengan Maroko sebagai satu-satunya negara di kawasan Afrika Utara yang memiliki kemampuan alami dalam mengelola demokrasi dan memacu pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, kunjungan Juan Carlos I itu juga bisa dibaca sebagai manuver Spanyol dalam berkompetisi dengan Prancis, negara Eropa lain yang juga punya relasi historis yang panjang dengan Maroko.


Spanyol dan Prancis adalah dua negara Eropa yang dalam Perjanjian Fez tahun 1912 membagi Kerajaan Maroko menjadi dua. Wilayah utara menjadi daerah yang dilindungi Prancis, dan wilayah selatan Maroko di Gurun Sahara menjadi daerah jajahan Spanyol. Prancis meninggalkan Maroko pada 1956, sementara Spanyol baru hengkang dan meninggalkan luka yang lebih dalam pada pertengahan 1970an.

Menurut Sekjen Konfederasi Pengusaha Spanyol José Maria Lacasa, saat ini setidaknya ada sekitar 1.000 perusahaan Spanyol beroperasi di Maroko dan meraih untung yang signifikan. Perusahaan-perusahaan yang umumnya berskala kecil dan menengah itu tengah mencari peluang untuk terus mengembangkan usaha mereka.

Dalam rangkaian kunjungan Juan Carlos I itu, José Maria Lacasa menandatangani perjanjian kerjasama dengan Konfederasi Pengusaha Maroko yang dipimpin Miriem Bensalah-Chaqroun. Inti pokok dari perjanjian itu adalah mendukung Dewan Ekonomi Spanyol-Maroko yang baru.

"Tujuan dari perjanjian ini adalah meningkatkan kerjasama berdasarkan prinsip kompetisi dan mensinergikan segarala perbedaan. Juga fokus pada sejumlah kawasan yang menjadi target untuk mengembangkan blok baru yang terdiri dari Eropa melalui Spanyol, Afrika melalui Maroko dan Amerika Latin," Miriem Bensalah-Chaqroun seperti dikutip dari MAP.

Juga disebutkan bahwa dalam perjanjian itu peningkatan sektor keamanan menjadi salah satu prioritas utama mengingat kedua negara menghadapi tantangan gangguan keamanan yang memiliki karakter sama.

Di tempat yang berbeda, hari Selasa lalu, Menteri Dalam Negeri Maroko Mohand Laenser dan Menteri Dalam Negeri Spanyol Interior Minister Jorge Fernandez Diaz juga mendiskusikan secara serius faktor keamanan regional.

"Spanyol adalah batas terluar Eropa, dan tanpa kerjasama yang baik dengan Maroko uoaya menghadapi ancaman keamanan menjadi tidak mungkin dilakukan," ujar Fernandez Diaz kepada wartawan di Rabat.

"Kerjasama keamanan memiliki dampak yang positif dalam upaya menangkal terorisme, penyelundupan obat terlarang dan imigran ilegal," Laenser menambahkan.

Kedua menteri sepakat untuk melanjutkan pembicaraan di Madrid, Spanyol, bulan Oktober mendatang.

Sementara itu, pengamat isu-isu keamanan di kawasan tersebut, Mehdi Cherkaoui mengatakan, kedua kerajaan ini berhasil membangun kerjasama keamanan dan memiliki komitmen yang kuat dalam menghadapi terorisme, penyelundupan obat-obatan terlarang dan imigran gelap.

Cherkaoui juga mengatakan bahwa Spanyol menjalin kerjasama yang lebih erat dengan Maroko dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan itu. Namun demikian, hubungan kerjasama keamanan itu masih harus ditingkatkan lagi mengingat bentuk-bentuk ancaman gangguan keamanan di kawasan itu pun semakin beragam. [dem]

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya