Berita

elpiji 3 kilogram (kg)

Bisnis

Pemerintah Wajib Kendalikan Harga Elpiji Subsidi Di Daerah

Konsumen Jadi Pihak Yang Lemah & Dirugikan
RABU, 10 JULI 2013 | 09:47 WIB

Pemerintah diminta bisa mengendalikan harga dan mengantisipasi kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg) di daerah saat puasa dan Lebaran.

Anggota DPR Komisi VII Rofi Munawar mengatakan, saat ini masih terjadi kelangkaan dan kenaikan harga elpiji di berbagai daerah. Kenaikan harga BBM dijadikan alasan distributor untuk menaikan harga elpiji secara sepihak untuk konsumen.

Karena itu, dia meminta, pemerintah serius dalam memastikan harga elpiji di tingkat eceran tidak ada penyelewengan.


“Selama ini konsumen menjadi pihak yang lemah dan dirugikan. Kenaikan harga elpiji resmi tidak terjadi, namun di banyak distributor mengalami kenaikan dengan alasan biaya transportasi dan distribusi yang naik juga,” kata Rofi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Untuk diketahui, harga elpiji 3 kg di wilayah Cianjur Selatan dan Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah mencapai Rp 20 ribu per tabung. Jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp 16.000.

Menurut Rofi, pemerintah harus mampu menstabilkan harga elpiji yang sudah cukup lama berfluktuasi di masyarakat. Ketidakpastian pasokan dan kenaikan harga akan sangat mempengaruhi struktur konsumsi masyarakat.

“Ironisnya selama ini kenaikan harga elpiji terjadi di pusat-pusat distribusi yang seharusnya lebih mudah secara akses distribusi,” keluh Rofi.

Sebelumnya, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) di beberapa daerah mengusulkan kenaikan HET. Hiswana Migas di Priangan Timur mengusulkan kenaikan HET elpiji 3 kg dari Rp 12.750 menjadi Rp 13.600 per tabung.

Usulan harga baru itu untuk penjualan dari agen ke pangkalan. Sementara kenaikan dari pangkalan ke pengecer dari Rp 13.450 menjadi Rp 14.400 per tabung.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo menduga, penyebab terjadinya kelangkaan gas elpiji di berbagai daerah karena tindakan oknum nakal yang melakukan penimbunan.

“Itu perbuatan orang yang menimbun. Mereka tidak punya hati. Memakai kesempatan dalam kesempitan,” kata Susilo. 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya