Berita

joyce banda/net

Nusantara

Presiden Akui Bisa Gila Hadapi Masalah Kemiskinan yang Akut di Negaranya

SABTU, 06 JULI 2013 | 11:07 WIB | LAPORAN: SHOFFA A FAJRIYAH

Tekanan psikologis yang cukup besar bagi seorang yang memegang jabatan kepala negara pemerintahan atau presiden, membuat para pemegang jabatan tinggi itu kerap melontarkan isi hatinya ke publik luas baik sengaja maupun tak sengaja.

Tekanan itu akan lebih besar bila seseorang terpilih untuk memimpin sebuah negara yang sangat miskin di benua Afrika sana. Berbagai persoalan sosial yang akut bakal menjadi tantangan utama.

Presiden Malawi, Joyce Banda, yang baru menjabat satu tahun lamanya cukup merasakan tekanan itu. Dalam pidato nasionalnya, kemarin, ia mengeluhkan banyaknya masalah yang melanda negaranya.


Presiden perempuan pertama Malawi itu memberikan sekilas gambaran atas tekanan yang ia alami di tengah jabatan yang diembannya. Ia mengakui bahwa memikirkan banyak masalah, termasuk kemiskinan yang kian meningkat, bisa membuatnya gila.

"Dengan pekerjaan menjadi presiden ini, Anda bisa gila ketika Anda memikirkan banyak masalah yang dihadapi negeri ini," kata Banda, seperti dikutip AFP (Sabtu, 6/7).

"Mayoritas Malawi masih miskin. Mereka telah terlalu lama berada dalam kondisi ini," lanjutnya.

Malawi yang tercatat sebagai salah satu negara termiskin di dunia hanya mengandalkan pertanian sebagai sumber perekonomian negaranya. Hal ini membuat 78 persen warganya (dari populasi sekitar 10-13 juta jiwa) hidup dengan rata-rata pendapatan kurang dari 1 dolar per hari.

Untuk membantu mengurangi beban kemiskinan Malawi, Joyce pernah melakukan langkah terpuji ketika memutuskan menjual jet kepresidenan yang mewah untuk memperbaiki kerusakan ekonomi negaranya. Pesawat jet jenis Dassault Falcon 900EX buatan 1998 itu  dibeli Malawi di masa pemerintahan mendiang Presiden Bingu wa Mutharika dan menjadi kontroversi karena sebagian besar penduduk Malawi hidup dalam kemiskinan.

Negara Malawi bukan hanya menderita kemiskinan yang parah, tetapi juga angka penderita HIV/AIDS yang sangat tinggi. Bencana alam dan pembagian pangan yang tak merata memperparah kemiskinan itu. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya