Berita

Politik

Caleg yang Masuk Daftar Hitam ICW Tidak Perlu Kebakaran Jenggot

SABTU, 06 JULI 2013 | 09:43 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Calon anggota DPR yang masuk dalam daftar politisi tidak pro pemberantasan korupsi versi Indonesia Corruption Watch (ICW) diminta tidak menyikapi berlebihan rilis ICW itu, apalagi sampai melaporkannya ke kepolisian. Ada dua anggota DPR, Ahmad Yani (PPP) dan Sarifuddin Sudding (Hanura), yang sudah melaporkan tindakan ICW itu ke kepolisian sebagai pencemaran nama baik.

"Kalau berlebihan, maka reaksi negatif itu akan merugikan sendiri buat mereka. Seandainya Yani dan Sudding berikan argumentasi cerdas dan mencerahkan, yakinkan publik dan berikan buktikan bahwa dia pro pemberantasan korupsi maka itu akan menguntungkan secara politik," kata Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (6/7).

Di kesempatan sama, Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Jayadi Hanan, mengatakan, indikator yang digunakan ICW memang agak longgar. Apalagi ICW mengukur komitmen seseorang. Mengukur komitmen itu berarti mengukur sesuatu belum berbentuk tindakan nyata.


"ICW cari kriteria yang sifatnya 'kira-kira mengindikasikan', tidak berbentuk tindakan nyata," ucapnya.

Dia menyebut lima indikator yang dilansir ICW. Yaitu, anggota DPR dan caleg yang namanya pernah disebut dalam dakwaan atau saksi di persidangan korupsi, bekas terpidana korupsi, pernah dijatuhi sanksi oleh Badan Kehormatan DPR, pernah keluarkan pernyataan di media massa yang dipersepsikan sebagai sikap tidak mendukung pemberantasan korupsi, dan politisi yang dukung revisi UU KPK yang dipersepsikan sebagai sikap tidak mendukung pemberantasan korupsi.

"Yang dilakukan ICW ini mengajak masyarakat menilai caleg-caleg. Para politisi kalau lihat indikasi ini jangan kebakaran jenggot dan santai saja, karena belum tentu berpengaruh buruk pada elektabilitas. Pileg itu beda dengan pilpres atau pilgub," katanya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya