Berita

ilustrasi

Bisnis

Pemerintah Harus Serius Tangani Hilirisasi Karet

SELASA, 02 JULI 2013 | 16:36 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Pemerintah diminta serius menangani hilirisasi karet sebagaimana keseriusan menangani hilirisasi sawit dan kakao. Hilirisasi sawit dan kakao bergerak menuju tren yang baik sementara hilirisasi karet cenderung stagnan. Ekspor masih banyak dalam bentuk mentah. Padahal ketiganya selama ini merupakan komoditas strategis Indonesia.

"Selidiki mengapa hilirisasi karet stagnan. Mengapa swasta seperti kurang tertarik menanamkan modal di industri hilir karet ?  Setelah diketahui penyebabnya, maka buat regulasi yang bisa mendorong pertumbuhan industri hilir karet,"  ujar anggota Komisi IV DPR, Habib Nabiel Almusawa di Jakarta, Selasa (2/7).

Indonesia merupakan negara penghasil karet alam terbesar kedua setelah Thailand. Sekitar 85% produksi karet dalam negeri diekspor dalam bentuk karet mentah dan sekitar 14% untuk konsumsi dalam negeri. Jumlah itu masih terlalu rendah dibandingkan dengan konsumsi dalam negeri karet di Malaysia sebesar 45%.


Harga karet dunia pernah mencapai 4 dollar AS per kg.  Saat ini berada pada kisaran 2,5- 3 dollar AS per kilogram. Namun harga jual di tingkat petani di Kalimantan Selatan kini berkisar Rp. 7 ribu – Rp. 8 ribu per kg.  Bahkan sempat mencapai Rp. 4 ribu per kg.  

"Masyarakat Kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu di Kalimatan Selatan mengeluhkan harga rendah. Penghasilan mereka minim, sementara harga-harga kebutuhan sehari-hari melambung," ungkapnya.

Ia yakin, hal serupa dialami juga oleh petani karet di daerah lain. Jumlah mereka terbilang besar, sekitar 2,1 juta orang yang menguasai 85 persen luas areal karet alam nasional. Mereka ini telah memberikan kontribusi besar dalam menghasilkan devisa negara. Untuk itu menurutnya, hilirisasi karet harus mendapat perhatian serius. Keberhasilan hilirisasi karet akan berimplikasi positif pada berbagai hal, diantaranya stabilitas harga di level yang menguntungkan.

"Keberhasilan hilirisasi industri kakao di dalam negeri membuat harga komoditas ini stabil di level yang cukup menguntungkan 2.400 dollar AS per ton. Keberhasilan hilirisasi bisa menjaga kestabilan harga di level yang menguntungkan bagi semua pihak termasuk petani. Petani bisa sejahtera. Keberhasilan hilirisasi bisa mengangkat petani karet dari kemiskinan," pungkasnya. [dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya