Berita

sby/ist

Politik

Sembilan Tahun, SBY Klaim Tidak Pernah Intervensi Hukum

SELASA, 02 JULI 2013 | 06:57 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, hampir sembilan tahun menjalankan mandat sebagai Presiden RI, ia tidak pernah melakukan intervensi terhadap proses hukum, baik itu di Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan lainnya.

Demikian disampaikan SBY dalam dialog dengan calon perwira remaja (Capaja) Akademi TNI dan Polri 2013 di Gedung Graha Samudera Bumimoro, Akademi Angkatan Laut, Surabaya, Jawa Timur, Senin malam (1/7).

Jelas kepala negara itu, tidak ada yang diistimewakan di mata hukum. Kalau pun ada yang merasa tersisih, itu karena kita sedang berbenah diri melakukan reformasi hukum. Menurut SBY, UUD dan UU yang lain betul-betul ingin menegakkan kesamaan di mata hukum.


"Tidak ada yang diistimewakan, setiap warga negara sama kedudukannya di hadapan hukum," ujar SBY.

Kalau sekarang ini masih ada kritik yang menyebut masih saja ada kasus yang menempatkan warga negara pada posisi yang tidak sama, SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat itu mengatakan, hal itu bisa saja terjadi, karena reformasi di bidang hukum sekarang ini masih terus berjalan.

"Di era reformasi dan demokratisasi sekarang ini kebebasan ada dimana-mana, bahkan rasanya surplus kebebasan. Tetapi kita masih defisit terhadap kepatuhan hukum. Penting untuk menyampaikan sesuatu berdasarkan fakta, tidak hanya kabar angin," terangnya.

Tambah SBY seperti dilansir dari presidenri.go.id, saat ini Indonesia sedang berbenah diri untuk memantapkan kinerja penegak hukum agar menjalankan law enforcement sebaik-baiknya. Menyangkut sitem peradilan di tanah air, Presiden menyerukan agar para penegak hukum berkolaborasi dan bersinergi sesuai dengan amanah UUD dan UU, agar pokok penegakan hukum berjalan dengan efektif.

"Di era sekarang ini mudah sekali ada kecurigaan," SBY mengingatkan.

Memang masih ada produk hukum dibuat pada era kolonial dan bersumber dari sistem hukum yang lain. Bukan pekerjaan mudah untuk merombak itu semua karena diperlukan waktu dan tenaga ekstra untuk melakukannya. "Lebih baik tatanan, sistem, materi hukum yang nyata-nyata tidak cocok lagi itu, yang tidak sesuai dengan apa yang ada di negeri kita, yang kita mutakhirkan," jelasnya.

SBY terbuka untuk pandangan apapun. Untuk mengubah sistem hukum yang berlaku adalah pekerjaan maha besar. "Sebelum ke situ lebih bagus kita melihat pasal demi pasal yang nyata-nyata tidak relevan lagi bagi kita, barang kali di situ kita bisa merevisinya," tandas SBY. [rsn]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya