Berita

ilustrasi, Daging Sapi

Bisnis

RNI Jual Daging Sapi Lebih Murah Daripada Fathanah

Harga Daging Di Malaysia Cuma Rp 40 Ribu Per Kilo
KAMIS, 27 JUNI 2013 | 10:01 WIB

Terus melonjaknya harga daging diduga karena ada praktik perdagangan yang tidak sehat. Pasalnya, harga daging impor di negara produsennya sangat murah.

Hal itu disampikan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia(RNI) Ismed Hasan Putro saat peluncuran produk Raja Daging di kantornya, kemarin.

Hadir di acara itu Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sofyan Basir dan Direktur Utama Indofarma Elviano Rizaldi.


Menurut Ismed, harga daging sapi yang saat ini Rp 90 ribu per kilogram (kg) terlalu mahal.  Sementara hingga kini tak ada langkah konkret dari pengambil kebijakan untuk menstabilkan dan mengembalikan ke harga semula.

“Kenaikan harga daging ini kan sudah terjadi sejak 10 bulan, tapi belum ada tanda-tanda harganya akan turun,” katanya.

Bahkan, Ismed mengatakan, harga daging akan mengalami kenaikan karena memasuki Ramadhan yang tinggal dua minggu lagi. Saat itu, permintaan daging akan tinggi.

Selain itu, hingga kini belum ada tanda-tanda Bulog yang ditunjuk oleh pemerintah mengendalikan harga, akan segera melakukan impor daging.

“Harga daging yang dijual di Indonesia tidak manusiawi. Padahal, harga daging di Australia hanya Rp 20 ribu per kilogram. Sedangkan di Malaysia Rp 40 ribu per kilogram. Untung pemain daging sangat besar,” cetus Ismed.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga daging, pihaknya ikut menjual daging versi murah. RNI akan menjual daging dengan harga Rp 70 ribu per kg untuk jenis daging luar bersih, Rp 90 ribu per kg untuk daging luar dalam dan Rp 120 ribu per kg untuk daging dalam.

“Rp 20 ribu lebih murah dari daging sapi berbasis Fathanah (Rp 90 ribu per kg). Sementara kita berbasis amanah dan barokah,” kelakarnya yang disambut tawa para tamu undangan.

Menurut Ismed, daging yang dijual berasal dari sapi penggemukannya. Selain itu, pihaknya memotong mata rantai distribusi penjualan daging dengan menjualnya langsung ke ritel dan koperasi pasar. Dengan sistem itu, harganya bisa lebih murah tanpa perlu impor daging.

Apalagi, jika pihaknya diberikan izin impor oleh pemerintah, maka harganya bisa lebih murah lagi. Pihaknya berani menjual daging impor dengan harga Rp 50 ribu per kg karena harga dari produsennya memang murah.

“Kita berharap dapat kuota impor. Tujuannya untuk meringankan masyarakat membeli daging dan meningkatkan konsumsi daging. Apalagi, kebutuhan daging masyarakat akan terus meningkat,” jelasm Ismed.

Saat ini, pihaknya menyiapkan 250 ton daging sapi untuk memenuhi kebutuhan wilayah Jakarta. Anggaran yang dibutuhkan untuk bisnis daging selama tahun ini sebesar Rp 120 miliar.

“Untuk pembiayaan kita bekerja sama dengan perbankan nasional, salah satunya BRI,” ujarnya.

Dia menambahkan, masalah daging sapi ini harus segera diselesaikan. Menurutnya, dengan konsumsi daging sapi rata-rata 1,8 kg per tahun saja pemerintah sudah kewalahan untuk memenuhinya. Apalagi kalau konsumsi naik seperti Filipina yang mencapai 7 kg per tahun, bisa terjadi krisis daging yang sangat besar.

Selain itu, dia meminta masalah logistik diperbaiki. Pasalnya, biaya logistik pengiriman sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat mahal. Namun, untuk menyiasatinya, pihaknya bekerja sama dengan maskapai nasional Merpati Airlines.

Menteri Pertanian Suswono berjanji akan menstabilkan harga daging sapi pada kisaran Rp 76 ribu- 80 ribu per kg. Caranya, pemerintah akan melakukan operasi pasar dan menyebar sebanyak 1.500 ton daging di pasaran.

Menurut politisi PKS ini, dalam rangka memenuhi kebutuhan daging dalam negeri, pemerintah sudah menugaskan Bulog untuk mengimpor 50 persen dari kebutuhan daging di Jabodetabek atau sebanyak 1.500 ton.

Terkait mahalnya harga daging sapi saat ini, yakni masih sekitar Rp 90 ribu per kg, Suswono mengatakan, salah satu penyebabnya adalah biaya transportasi dalam negeri yang mahal. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya