Berita

faisal basri/ist

Politik

SBY yang Pingin Tampil Heroik Lakukan Kesalahan Fatal

SABTU, 22 JUNI 2013 | 09:52 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi saat ini memang karena tidak ada pilihan lain. Pemerintah dalam posisi tidak ada pilihan, dan semua dalih penghematan dan untuk subsidi tepat sasaran adalah bohong.

"Bukan untuk menghemat, tapi semata karena untuk salamatkan APBN kita yang defisitnya terlalu tinggi. Kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa APBN 2013 lebih baik? Tidak benar. Sekarang defisit naik dan penerimaan negara turun," terang ekonom senior Faisal Basri, dalam diskusi "BBM Naik, Siapa Tercekik" di Cikini, Jakarta, Sabtu (22/6).

Menurut dia, ada rasa ketidakadilan di tengah masyarakat terutama yang miskin. Hal ini juga sama seperti yang terjadi jauh di luar negeri sana, di Brasil.


"Kenaikan ongkos bus di Brasil timbulkan demonstrasi jutaan orang selama beberapa hari ini karena pemerintahnya tidak efisien dan korup. Lebih banyak keluarkan uang untuk sepakbola," ucapnya.

Di Indonesia juga terjadi hal sama. Pemerintahnya korup, pejabat negara lebih banyak "jalan-jalan" ke luar negeri dengan alasan studi.

Dari pemantauannya, sebetulnya masyarakat saat ini bisa menerima kenaikan harga BBM, bahkan bila kenaikan harus dua kali lipat. Masalahnya, masyarakat marah karena semua kesalahan pemerintah ditimpakan kepada rakyat.

"Rakyat tahu, semua harus telan pil pahit. Tapi orang miskin ini menelan pil paling pahit. Kenaikan harga ini pasti mengurangi pendapatan mereka," tegasnya.

Dan yang dia heran pula, Presiden SBY melakukan kesalahan fatal karena ingin tampil "heroik" tiga kali menurunkan harga BBM.

Tiga kali SBY naikkan harga BBM sebenarnya sudah langkah benar. Tapi tiga kali pula dia turunkan kembali. Dan faktanya, SBY tidak pernah mengumumkan kenaikan harga, tapi dia selalu tampil heroik ketika umumkan penurunan harga jelang Pemilu 2009, yang sebenarnya merupakan kesalahan fatal.

"Kalau tidak segeblek itu (menurunkan harga) pada 2008 dan 2009, ya naiknya tidak mungkin segini besar. Dan SBY spesialis umumkan harga turun," sesalnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya