Berita

Nusantara

Tidak Diperhatikan, Warga Perbatasan Jabar Ancam Pisahkan Diri

SELASA, 04 JUNI 2013 | 16:26 WIB

Warga perbatasan antara Jawa Barat-DKI Jakarta, terutama yang berada di Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten/Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Karawang, kurang mendapat perhatian Pemprov Jawa Barat.

"Saya kemarin ke sana. Mereka yang ada di pinggiran atau sebelah Barat Jawa Barat kurang diperhatikan," kata Ketua DPRD Jawa Barat Irfan Suryanagara, di Kota Bandung, Selasa (4/6).

Menurut dia, warga di perbatasan tersebut mengeluhkan kurangnya perhatian Pemprov Jabar dalam menangani masalah banjir dan infrastruktur. Saat mengunjungi kawasan Bekasi Barat beberapa waktu lalu, kata Irfan, dirinya menjumpai masih adanya sekitar 2.000 unit rumah warga yang masih tergenang banjir.


Padahal, lanjut dia, warga di enam kabupaten/kota perbatasan itu menyumbang hampir sekitar 46 persen pendapatan asli daerah (PAD) Pemprov Jawa Barat.

"PAD Jawa Barat dari 26 kabupaten/kota mencapai Rp 5,7 triliun dan sumbangan PAD dari enam kabupaten/kota perbatasan itu jumlahnya mencapai Rp 2,68 dari Rp 5,7 triliun," katanya.

Menurut dia, jika keluhan warga di enam kabupaten/kota perbatasan ini tetap dibiarkan atau tidak diindahkan maka pihaknya khawatir mereka akan memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat dan membentuk provinsi baru.

"Ada beberapa RW di sana menyatakan ngapain kita membiayai mereka kalau kita tidak diperhatikan. Kalau Jabar masih tidak memperhatikan maka kita bikin provinsi baru atau kita gabung dengan Jakarta. Itu sudah ancaman nyata," kata politisi dari Fraksi Partai Demokrat itu.

Pihaknya sudah menyampaikan keluhan warga di enam kabupaten/kota itu kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

"Sudah saya sampaikan dan Pak Gubernur peduli dengan keluhan warga di sana. Buktinya pemprov mulai menambahkan anggaran infrastruktur di sana," katanya. [ant/ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya