"Saya ingin menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Appeal of Conscience Foundation atas dedikasinya dalam membangun jembatan bagi perdamaian dan saling pemahaman bagi kemanusiaan. Dengan segala kerendahan hati saya terima penghargaan ACF ini bagi Indonesia."
Â
Begitu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menerima World Statesman Award (WSA) alias negarawan dunia dari Appeal of Conscience Foundation (ACF) di Garden Foyer, Hotel The Pierre, New York, Amerika Serikat, Kamis (30/13) malam waktu setempat.
Dalam pidatonya, Yudhoyono menyampaikan ungkapan duka cita yang mendalam atas bencana tornado Oklahoma yang menelan banyak korban dan menimbulkan penderitaan. Dia juga menyampaikan duka atas pemboman keji di Boston yang terjadi sebelumnya.
"Saya yakin Amerika akan kembali memperlihatkan daya tahannya dan bahkan akan menjadi lebih kuat lagi," kata Yudhoyono
Dia juga menyampaikan rasa sedih atas terjadinya pembunuhan brutal terhadap seorang prajurit muda Inggris di London baru-baru ini. Yudhoyono mengatakan atas kejadian itu pada kesempatan berbincang dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron, menyampaikan rasa duka citanya. Menurutnya, tindak kekerasan seperti itu tidak memiliki tempat dalam agama manapun yang mencintai perdamaian.
"Kejadian-kejadian seperti ini semakin mempertegas adanya berbagai tantangan yang kita hadapi bersama. Tantangan perdamaian. Tantangan keadilan, termasuk keadilan ekonomi," kata Yudhoyono.
"Tantangan kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia. Tantangan untuk mencapai hubungan antarperadaban yang harmonis. Tantangan untuk mengentaskan kemiskinan global melalui pembangunan berkelanjutan," sambung dia.
Presiden Yudhoyono tetap menerima penghargaan ini di tengah kritik masyarakat di dalam negeri yang menganggapnya tidak melindungi kaum minoritas. Penghargaan diberikan langsung oleh pendiri ACF yang adalah seorang pemimpin Yahudi, Rabbi Arthur Schneier. AFC didirikan Rabbi Schneier tahun 1665 dengan misi memperjuangan HAM, kebebasan dan kerukunan umat beragama, menggagas kerjasama antara pimpinan umat beragama, pengusasa dan usaha di dalam mempromosikan perdamaian, toleransi, dan resolusi berbagai konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Siapa Rabbi Schneier? Dia lahir di Vienna, Austria, 20 Maret 1930, pernah hidup di bawah pendudukan Nazi di Budapest selama perang dunia II. Schneier kemudian hijrah ke AS tahun 1947. Tahun lalu, dalam sebuah polling, nama Schneier disebut salah seroang dari 100 tokoh berpengaruh di AS. Dalam hal ini dia bahkan mengalahkan Presiden Obama.
[dem]