Berita

ilustrasi, jalan Trotoar

Trotoar Di Jakarta Malah Bikin Ngeri Pejalan Kaki

SELASA, 28 MEI 2013 | 09:28 WIB

Jakarta belum ramah terhadap pejalan kaki. Kondisi trotoar di ibukota masih memprihatinkan. Jalur milik pejalan kaki ini kondisinya jauh dari layak karena  tidak terawat maupun penyalahgunaan fungsinya. Kondisi ini juga rawan kejahatan dan kecelakaan.

Jalan-jalan protokol di Jakarta pada hari-hari kerja seperti biasa ramai dengan kendaraan. Di Jalan Gatot Subroto yang kanan kirinya berdiri gedung-gedung bertingkat, volume kendaraan menjelang sore makin meningkat. Pemandangan jalan yang lebar ini kontras sekali dengan keadaan di sisi jalan yang sepi.

Ya, trotoar yang seharusnya menjadi bagian dari jalan justru tidak bisa dimanfaatkan secara optimal oleh para pejalan kaki. Bukan karena tidak adanya pejalan kaki ataupun tidak mau memanfaatkannya, namun lebih karena kondisi trotoar yang menurut pejalan kaki belum layak dilewati.


Pengelolaan trotoar yang kurang baik menunjukkan cara berpikir Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang masih mementingkan pengguna kendaraan bermotor dibanding pejalan kaki. Padahal, keduanya memiliki hak yang sama di jalan.

Sebagai informasi, dalam Undang-Indang (UU) No.22 Tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan Pasal 131 menyatakan, trotoar adalah fasilitas untuk pejalan kaki. Pembangunan jalan kadang tidak diikuti dengan pembuatan trotoar. Bahkan trotoar yang sudah ada dikorbankan untuk pelebaran jalan.

Dari hasil pengamatan, kondisi trotoar di jalan-jalan protokal Jakarta kondisinya memprihatinkan. Meskipun ada ruang bagi pejalan kaki di sisi jalan, namun kondisinya tidak layak. Di Jakarta, umumnya trotoar dilapisi konblok yang tersusun rapi. Namun, kenyataannya tidak semua trotoar seperti itu.

Misalnya, di sekitar traffic light Kuningan, persimpangan antara Jalan HR Rasuna Said  dan Jalan Gatot Subroto kondisi trotoarnya tidak selalu bagus, kondisinya juga tidak seragam. Di sana dijumpai kondisi trotoar mulai dari yang agak rapi hingga yang rusak parah tak berbentuk.

Bahkan ada pralon-pralon dan bekas galian yang tidak tertutup kembali dengan sempurna. Dengan kondisi seperti itu, mau tak mau pejalan kaki yang melintas harus menghindarinya.

Sandi, karyawan swasta yang berkantor di Jalan Gatot Subroto mengeluhkan kondisi trotoar yang biasa ia lewati. Menurutnya, di wilayah perkantoran yang ramai aktivitas orang ini seharusnya diperhatikan kondisi trotoarnya. Mulai dari lebar hingga kerapiannya.

“Saya biasa berjalan kaki setelah turun dari bus Transjakarta di halte Gatot Subroto Jamsostek menuju kantor. Perjalanan saya kurang aman dan nyaman karena kondisi trotoarnya yang tidak layak. Lihat saja tidak semuanya rapi. Ada yang disemen, ada juga yang tanah merah sisa-sisa galian,” curhat Sandi.

Selain itu, dia juga merasa kurang aman berjalan kaki di trotoar pada malam hari karena kurangnya penerangan jalan. Menurutnya, dengan kondisi trotoar yang banyak ‘jebakannya’ seperti itu bisa berbahaya bagi pejalan kaki.

“Bahaya juga kalau gelap, bisa kesandung atau bahkan bisa masuk lubang bekas galian,” tandasnya.

Kebijakan yang dilakukan Pemprov Jakarta kurang menyentuh kepentingan pejalan kaki. Mulai dari ketersediaan tro-toar yang minim hingga alih fungsi trotoar masih belum bisa ditangani. Masih banyak pelanggaran penggunaan trotoar yang seolah-olah dibiarkan.

Seperti penggunaan trotoar untuk tempat parkir liar dan berjualan hingga digunakan pengguna kendaraan bermotor melintas. Pemprov DKI Jakarta harus berani dalam menindak pelanggaran-pelanggaran itu. Dengan kebijakan yang tepat serta tindakan yang tegas, diharapkan trotoar bisa kembali ke fungsinya yang sesuai.

Pemprov DKI Bangun Pedestarian Layang Transjakarta Di Ratu Plaza


Untuk memfasilitasi pejalan kaki dengan pedestrian yang nyaman, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta akan membuat terobosan dengan membangun pedestrian layang di median (tengah) jalur bus Transjakarta. Pembuatannya tidak akan menggunakan dana APBD DKI Jakarta, melainkan dari investor yang tertarik membangun trotoar layang itu.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudi Siahaan mengatakan, usulan pedestrian layang di jalur bus Transjakarta akan dibuat di sepanjang Jalan Sudirman dari depan Ratu Plaza hingga Semanggi.

“Kita dapat usulan bagaimana warga saat berjalan tidak kena hujan dan panas.

Diusulkan melayang di median busway. Sehingga nanti misalnya dari Ratu Plaza ke Semanggi tidak perlu naik mobil, seperti di airport, semua berjalan,” ujarnya.

Menurut Rudi, ide tersebut untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Karena warga telah diberikan fasilitas pedestrian yang saling menghubungkan antar gedung perkantoran di jalan protokol.

“Ini akan mengurangi kemacetan lalulintas juga. Karena warga diajarkan untuk berjalan sehingga tidak menggunakan kendaraan pribadi,” kata Rudi.

Ia menyebutkan, saat ini ide tersebut masih dibahas di Dinas Tata Ruang DKI Jakarta. Semua pembangunannya dibiayai oleh investor. “Detail desain masih dibuat. Ini baru paparan, tapi kita support-lah,” ujarnya.

Namun, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) masih akan mematangkan lagi usulan tersebut. Masih akan dilihat apakah trotoar layang ini bisa memacu orang untuk berjalan kaki atau tidak.

“Masih kita matangkan apakah itu bisa memacu orang untuk berjalan kaki? Kemudian dari segi estetika seperti apa? Karena ini juga menyangkut investasi yang besar, kita tidak mau tergesa-gesa,” ujarnya.

Jokowi menjelaskan, rencana program tersebut sebelumnya telah disampaikan dalam move people not car dan selanjutnya didengar dan ditangkap oleh investor.

“Dahulu kita menyampaikan move people not car, itu ditangkap investor bahwa di Jakarta perlu titian layang. Di negara lain ada, tapi apakah di sini memerlukan itu. Apakah bisa mendorong orang untuk berjalan ke titian layang masih dalam proses,” jelasnya. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya