Saat ini makin banyak gangguan terhadap Pancasila dan NKRI. Salah satunya disebabkan oleh suburnya radikalisme.
Agar Pancasila dan NKRI, termasuk agar soal keyakinan tidak terkoyak-koyak, maka sangat perlu untuk meningkatkan rasa nasionlisme.
Begitu dikatakan Ketua Aliansi Rakyat Untuk Perubahan (ARUP), DR. Rizal Ramli, di sela-sela apel akbar Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser) dan Gerakan Pemuda Ansor di alun-alun Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (24/5).
Kegiatan apel diselenggarakan untuk memperingati hari lahir Ansor ke 79 dan dihadiri sekitar 5 ribu kader Banser dan GP Ansor dari lima wilayah eks Karesidenan Banyumas, yaitu Banjarnegara, Purbalingga, Bayumas, Kebumen dan Cilacap.
Rizal Ramli yang merupakan capres alternatif versi The President Center menceritakan, selama 10 tahun terakhir Indonesia menempati rangking pertama soal narkoba di Asia Tenggara. Padahal sebelumnya, peredaran narkoba di Indonesia paling rendah.
"Perdagangan dan peredaran narkoba tidak mungkin terjadi kalau aparat menutup lebar persoalan ini," kata anggota tim Panel Ahli Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) itu.
Gus Romli, demikian santri Gus Dur ini disapa, juga mengeritisi pemikiran selama ini yang dengan mudah menuduh agama Islam sebagai teroris, dan pesantren sebagai wadah melatih calon teroris.
"Jangan mudah menuduh. Islam itu bukan terorisme," tegasnya.
Selain Rizal Ramli, apel akbar dihadiri oleh Habib Lutfi bin Yahya dari Pekalongan, Wakil Bupati Cilacap H. Akhmad Edi Susanto, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie M. Massardi, pengurus Banser dan GP Ansor, serta para kiai NU dan tokoh masyarakat. Adapun bertindak selaku pembina apel, DR. KH. Gus Nuril Arifin Husein.
[dem]