Berita

Svet Zacharov/ist

Inilah Maksud Gosip tentang Wanita-wanita Sukarno

SENIN, 13 MEI 2013 | 22:43 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Ada dua hal yang dicintai Svet Zacharov dari Indonesia. Keduanya adalah Sukarno dan Pancasila.

Pria berusia 75 tahun ini adalah jurnalis senior yang menjadi kontributor untuk sejumlah media massa di Indonesia. Ia menjadi penterjemah Perdana Menteri Rusia Nikita Khrushchev yang mengunjungi Presiden Sukarno di Jakarta tahun 1960.

"Indonesia beruntung karena ketika momentum melepaskan diri dari penjajah tiba Indonesia memiliki Sukarno, pejuang yang mencintai negerinya lebih daripada (mencintai) dirinya sendiri," ujarnya kepada Rakyat Merdeka Online di Moskow, Federasi Rusia (Minggu, 12/5).


Svet Zacharov yakin, apabila sosok Sukarno tidak ada di saat momentum kemerdekaan itu tiba mungkin sekali kemerdekaan Indonesia hanya bertahan seusia jagung karena pemimpin yang ada terjebak pada kepentingan diri dan kelompok masing-masing.

"Tetapi ayo kita lihat Bung Karno. Dia bersedia menjadi pengawal persatuan di antara pemimpin-pemimpin Indonesia lainnya di masa itu. Ia menggunakan kekuasaannya bukan untuk memperkaya diri. Kita sama-sama tahu bagaimana sedihnya akhir kisah Bung Karno," ujar Svet Zacharov yang selalu mengenakan pin garuda dan bendera merah-putih di dadanya.

Bahkan, sambung Svet, setelah lama tiada, upaya untuk menghancurkan kehormatan Bung Karno terus dilakukan. Mulai dari cap sebagai tokoh yang terlibat dalam perestiwa dinihari 1 Oktober 1965, sampai pada kabar burung mengenai hobinya bermain wanita.

"Bung Karno, sudah sering saya katakan, bukan laki-laki mata keranjang yang suka mempermainkan wanita untuk kesenangan semata. Saya rasa tidak etis membicarakan hal-hal pribadi Sukarno yang kita tidak tahu pasti, melainkan hanya berdasarkan kabar burung dan gosip saja," katanya lagi.

Apabila dirinya warganegara Indonesia, kata Svet Zacharov, dia lebih suka membicarakan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, dan cara-cara mempraktikkan nilai-nilai itu. Menurutnya, Pancasila adalah dasar negara yang paling ideal, dan peru diajarkan ke seluruh dunia.

Dia memahami bahwa pernah ada suatu masa di Indonesia dimana pemerintah mengeksploitasi Pancasila dan menjadikannya sebagai baner politik dan alat propaganda semata. Akhirnya, setelah masa itu berakhir, Pancasila justru kehilangan "kesaktiannya".

"Pancasila adalah warisan terbesar yang ditinggalkan para pendiri Indonesia, termasuk Bung Karno yang menggalinya. Tetapi entah mengapa, saya khawatir orang Indonesia sekarang lebih suka membicarakan gosip, daripada memahami betapa beruntungnya mereka memiliki Pancasila," demikian Svet Zacharov. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya