Berita

twedy noviady/ist

Politik

Menggerebek Markas PMII, Polisi Pisahkan SBY dari Rakyat

KAMIS, 02 MEI 2013 | 20:11 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mengecam dan mengutuk keras penggerebekan Sekretariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Situbondo. Ketua Presidium GMNI Twedy Noviady menyatakan, penggerebekan oleh polisi yang dilakukan untuk membubarkan para mahasiswa yang hendak menyampaikan aspirasi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu bertentangan dengan Konstitusi dan memperburuk perkembangan demokrasi di Indonesia.

"Atas nama keluarga besar GMNI saya sampaikan rasa simpatik untuk kawan-kawan PMII. Kita prihatin masih ada aparat yang bertindak represif," kata Twedy kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu, Kamis (2/5).

Dia mengatakan tidak semestinya polisi menggerebek markas PMII Situbondo karena aksi turun ke jalan para aktivisnya untuk menyampaikan aspirasi merupakan hak yang dijamin oleh Undang-undang. Sebaliknya, harusnya polisi mengawal aksi tersebut, bukan malah melakukan tindakan pembungkaman.

"Polisi sudah salah menerjemahkan maksud dari pengamanan presiden. Pengamanan presiden iya, tapi bukan dengan cara-cara memisahkan presiden dengan rakyatnya. Harusnya, yang dilakukan adalah bagaimana mengamankan presiden tapi tetap dekat dengan rakyatnya," tegas dia.

Twedy melihat tidak ada korelasi tidak adanya izin aksi yang disampaikan pihak Polres Situbondo dengan penggerebekaan yang mereka lakukan. Hal ini tak lain adalah pola-pola rezim Orde Baru. Tindakan represif aparat tak lain adalah kepanikan penguasa.

Twedy menegaskan GMNI punya sikap dan agenda yang sama dengan PMII se Tapal Kuda menuntut penyelesaian kasus Centurygate dan skandal korupsi besar lainnya. Dari awal hingga saat ini, pihaknya mendesak pemerintah dan penegak hukum menuntaskan kasus Century. Tidak terselesaikannya kasus tersebut akan menjadi luka sejarah Indonesia dan ditanggung oleh generasi bangsa.

"Kawan-kawan PMII harus meminta klarifikasi dari kepolisian sehingga ada pengertian yang sama atas kejadian itu, dan tidak muncul keganjilan di tengah masyarakat," demikian Twedy. [dem]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya