Berita

ahmad yani/ist

Politik

Komisi III Minta Propam Selidiki Insiden Muratara

SELASA, 30 APRIL 2013 | 16:36 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

  Komisi III DPR RI menyesalkan terjadinya insiden yang menewaskan empat warga dan enam polisi luka-luka di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan (Muratara) Senin malam (29/4).

Anggota Komisi III Ahmad Yani mengatakan, demonstrasi massa yang terkait dengan pemekaran wilayah Muratara, Yani melihat ada informasi yang tidak lengkap yang disampaikan ke warga. DPR RI sebenarnya sudah ingin mengesahkan Muratara untuk disahkan menjadi kabupaten saat paripurna pada tanggal 12 Maret 2013 lalu (sidang penutupan) sebelum reses bulan lalu. Namun karena ada satu persyaratan yang kurang lengkap, pengesahan tersebut ditunda.

"Saya satu-satunya anggota DPR yang yang menginterupsi untuk meminta kepastian tentang pengesahan Daerah Otonomi Baru (DOB) ini. Karena syarat-syarat itu sudah terpenuhi, waktu itu dijawab langsung oleh Pimpinan Sidang, insya allah pada sidang berikutnya akan disahkan. Saya akan tetap mengawal dan memperjuangkan pemekran ini akan menjadi kenyataan." ujar Yani kepada Rakyat Merdeka Online (Selasa, 30/4).


Selain adanya disinformasi yang disampaikan, Yani juga menduga ada upaya provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu kepada masyarakat. Provokasi bisa saja berasal dari mereka yang tidak setuju pemekaran wilayah Muratara atau bisa juga provokasi untuk kepentingan pilkada.

"Saya meminta polisi untuk mengusut tuntas motif dari adanya provokasi kepada masyarakat ini. Termasuk upaya disinformasi yang disampaikan kepada mmasyarakat," ungkap Wakil Ketua Fraksi PPP ini.


Terkait meninggalnya empat warga, Yani meminta propam untuk turun menyelidiki, karena ada empat orang yang tertembak di kepala. Ini jelas terjadi pelanggaran prosedural.

"Masa menghadapi masyarakat polisi menggunakan peluru tajam. Kalau menghadapi demo polisi seharusnya menggunakan peluru hampa atau gas air mata. Ini harus diselidiki, karena saya mendengar informasi, polisi terlebih dahulu melakukan serangan," tandas Yani. [rsn]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya