Berita

poempida hidayatullah/ist

Politik

Bisa-bisa SBY Tak Dapat Simpati Buruh

SELASA, 30 APRIL 2013 | 16:21 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

. Langkah pemerintah mengundang perwakilan buruh ke Istana Negara di tengah rencana menaikkan harga BBM bisa membuat pemerintah kehilangan banyak hal. Apabila orientasi mengundang serikat buruh ke Istana demi mengkondusifkan rencana kenaikan harga BBM, bisa jadi simpati dari kalangan buruh justru tak didapatkan.

"Jangan-jangan nanti simpati buruh tak didapat, harga BBM tak bisa dinaikkan, dan akhirnya Pak SBY tak bisa memutuskan apa-apa," kata anggota Komisi IX DPR RI, Poempida Hidayatulloh, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/4).

Poempida mengatakan, adalah hak pemerintah menaikkan harga BBM yang disesuaikan dengan kemampuan masyarakat. Tapi keberadaan buruh tak bisa dikorelasikan langsung dengan rencana kenaikan harga BBM.


"Kalau harga mau dinaikkan, ya naikkan saja. Tentu harus ada kompensasi signifikan kepada buruh. Silakan model kompensasi yang signifikan itu dirumuskan Pemerintah," ujar politisi Partai Golkar ini.

Lebih lanjut dia menjelaskan, buruh dan masyarakat Indonesia lainnya juga tak ingin APBN terbebani oleh masalah harga BBM, seperti yang berulang-ulang disampaikan pemerintah. Mayoritas masyarakat juga tentu tidak akan suka bila pemerintah akan terus berutang hanya untuk menutupi biaya sesuatu yang 'dibakar'.

"Tapi, bukan berarti hak buruh untuk mendapatkan kehidupan layak terzalimi hanya karena kenaikan harga BBM," tegasnya.

Sebelumnya, Presiden SBY memastikan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun, pelaksanaannya masih menunggu kesiapan kompensasi atas dampak kenaikan harga BBM kepada rakyat miskin. Di sisi lain, para perwakilan buruh diterima Presiden SBY di Istana Negara, Senin (29/4).

Sementara sejumlah organisasi buruh tetap menyatakan akan berdemo pada May Day, 1 Mei besok, meminta upah layak dan menolak kenaikan harga BBM. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya