Berita

ilustrasi, Rusun Pinus Elok Blok A

On The Spot

Rusun Warga Gusuran KPK Dijaga Ketat Satpam

Lama Kosong, Rusun Pinus Elok Mulai Diisi
SELASA, 23 APRIL 2013 | 09:27 WIB

Matahari mulai tenggelam, hari mulai gelap. Sejumlah warga yang pulang sehabis beraktivitas perlu melewati tiga pos jaga untuk sampai ke tempat tinggal di Rusun Pinus Elok Blok A. Pos jaga itu dilengkapi portal. 

Sampai di pos terakhir di pintu gerbang rusun, sekitar lima satpam semakin intens memeriksa setiap orang yang hendak masuk.

Setiap orang ditanya identitas, keperluan dan apakah sudah ada izin dari Dinas Perumahan DKI Jakarta untuk berkunjung.

Rupanya, bukan hanya orang yang bertamu yang harus diperiksa. Penghuni rusun juga mengalami hal yang sama.

Di depan pos satpam, di dalam kompleks terdapat meja kecil dan beberapa kursi. Beberapa orang duduk di situ.

“Mereka dari pihak Dinas,” kata satpam yang berjaga di pos. Dinas yang dimaksudnya adalah Dinas Perumahan DKI Jakarta.

Rusun Pinus Elok Blok A dikelola Dinas Perumahan DKI Jakarta. Rusun ini terdiri dari enam tower.  Setiap tower terdiri dari enam lantai. Lantai dasar untuk kios-kios. Mulai lantai dua sampai enam, dipakai untuk hunian.

Setiap lantai terdapat 20 unit hunian. Setiap tower terdiri dari 100 unit. Total unit yang ada di Blok A sebanyak 600 unit. Saat ini baru Tower 1 yang sudah terisi. Tower lainnya masih kosong dan gelap.

Pagar tembok menggelilingi rusun. Pagar itu sekaligus sebagai pembatas rusun dengan pemukiman di sekitarnya. Pintu gerbang besar bercat hitam menjadi satu-satunya akses masuk ke dalam kompleks hunian vertikal ini.

Setelah berdiri bertahun-tahun, rusun ini mulai diisi. Penghuni pertamanya warga yang digusur dari Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Warga itu menempati lahan milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tahun ini, KPK akan memulai pembangunan gedung di atas lahan itu. Warga yang telah bertahun-tahun tinggal di situ pun diminta pindah.

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) mempersilakan warga yang digusur untuk menempati Rusun Pinus Elok di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Sebanyak 29 kepala keluarga sudah menempati lantai dua Tower 1 rusun ini.

Sejak Rusun Pinus Elok mulai diisi, pengamanan di sini diperketat. “Semua diperiksa dan tak diizinkan masuk ke rusun bila tak ada kepentingan dan izin masuk dari Dinas,” ujar Frida yang mengaku dari Dinas Perumahan DKI. Frida dan teman-temannya mengklaim ditempatkan di sini untuk mengelola dan menjaga keamanan rusun.

Tak jauh dari Blok A terdapat Blok B. Blok ini terdiri dari dua tower berlantai enam. Setiap tower terdiri dari 100 unit. Total hunian di blok ini sebanyak 200 unit. Menurut Frida, Rusun Blok B juga dijaga ketat. “Di sana juga sama polanya. Ada teman kami yang jaga di sana. Dijaga sampai malam,” ujarnya.

Lola, warga yang digusur dari tanah KPK mengatakan, Gubernur Jokowi selain memberikan tempat hunian, juga berjanji akan membantu anak-anaknya pindah sekolah. “Alasannya, biar sekalian di sini,” ujarnya.

Gubernur, lanjut dia, berjanji akan membantu kehidupan warga yang digusur. Mulai dari beras, kasur, seragam sekolah hingga televisi. “Tapi kasurnya belum diterima sampai sekarang,” ujar Lola yang sudah dua minggu tinggal di rusun ini.
Lola dan keluarganya menempati unit yang terdiri dua kamar tidur, ruang tamu sekaligus ruang keluarga, satu kamar mandi dan dapur.

Kendaraan Proyek Rusak Jalan, Akses Ke Rusun Ditutup

Keberadaan Rusun Pinus Elok di tengah perumahan Taman Pulo Indah, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, masih dipersoalkan. Warga sekitar menutup akses jalan ke rusun yang telah berdiri tahun 2009.

Edi Laksono, Ketua RW 18 Kelurahan Penggilingan mengatakan, warga bertindak seperti itu karena pembangunan rusun enam tahun lalu telah merusak jalan-jalan di perumahan Taman Pulo Indah.

Setelah rusun selesai, kontraktor tak juga memperbaiki jalan-jalan perumahan yang rusak akibat dilalui kendaraan-kendaraan berat proyek.

“Kami menutup akses menuju rusun karena saat pembangunannya, kendaraan berat itu telah merusak jalan pemukiman warga. Padahal, warga membangun jalan itu dengan dana swadaya,” keluh Edi.

Persoalan ini akhirnya diketahui Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat meninjau rusun Pinus Elok beberapa waktu lalu. Basuki yang akrab disapa Ahok ini, memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum segera memperbaiki jalan pemukiman warga yang rusak.

“Agar nanti warga bisa menuju Rusunawa Pinus Elok tanpa hambatan,” ujar Ahok.

Ahok berharap, jika jalan sudah diperbaiki, warga mau membuka akses jalan ke rusun Pinus Elok. 

Tampung Warga Korban Proyek Tanjung Priok

Awalnya, Rusun Pinus Elok yang selesai dibangun tahun 2009 hendak diisi korban banjir Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Belakangan, rusun ini juga diperuntukkan bagi korban gusuran. Jika masih ada sisa, unitnya akan ditawarkan kepada masyarakat yang berminat.

“Jika sudah tertampung semua, maka untuk umum juga dibuka. Warga umum bisa mengajukan ke Dinas Perumahan untuk mengambil unit-unit sesuai dengan harga yang ada pada kami,” ujar Frida, pengelola Rusun Pinus Elok Blok A.

Ia mengatakan, tak lama lagi korban gusuran proyek perluasan pelabuhan Tanjung Priok dan normalisasi waduk Pluit akan menempati rusun ini.

“Kemarin mereka sudah diantar melihat-lihat. Ada sekitar 1.800 KK yang datang, namun yang dipastikan untuk ditempatkan di sini sebanyak 70 KK,” jelas Frida.

Frida enggan menjelaskan proses-proses yang diperlukan dalam pengambilalihan rusun. “Yang pasti, semua di bawah koordinasi Dinas Perumahan DKI Jakarta,” ujarnya.

Rusunawa Pinus Elok dibangun tahun 2007 dan selesai tahun 2009. Rusunawa ini terdiri dari dua blok, yakni Blok A dan B. Untuk Blok A, terdapat enam tower dan Blok B, terdapat dua tower.

Dari jumlah enam tower di Blok A, dua di antaranya dibangun menggunakan dana APBD DKI. Empat lainnya dibangun menggunakan dana APBN. Hingga saat ini, tower yang dibangun dengan dana APBN belum diserahterimakan dari pengembang Dinas Perumahan DKI.  [Harian Rakyat Merdeka] 

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri Masih 41,7 Persen, Ini PR Buat Kemenperin

Rabu, 09 Oktober 2024 | 12:01

Gibran Puji Makan Bergizi Gratis di Jakarta Paling Mewah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:56

Netanyahu: Israel Sukses Bunuh Dua Calon Penerus Hizbullah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:50

Gibran Ngaku Ikut Nyusun Kabinet: Hampir 100 Persen Rampung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:47

Jokowi Dipastikan Hadiri Acara Pisah Sambut di Istana

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:39

Mampu Merawat Kerukunan, Warga Kota Bekasi Puas dengan Kerja Tri Adhianto

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Turki Kenakan Tarif Tambahan 40 Persen untuk Kendaraan Tiongkok, Beijing Ngadu ke WTO

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Dasco Kasih Bocoran Maman Abdurrahman Calon Menteri UMKM

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:31

Maroko Dianugerahi World Book Capital UNESCO 2026

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:27

Heru Budi Bareng Gibran Tinjau Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SMAN 70

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:20

Selengkapnya