Berita

Praktik Demokrasi Saat Ini Tak Jauh Beda dengan Masa Orba dan Orla

SABTU, 20 APRIL 2013 | 08:49 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Praktek demokrasi yang dijalankan saat ini tak jauh berbeda dengan masa Orde Lama dan Orde baru. Seperti pada masa lalu, saat ini, kekuasaan terpusat pada figur tunggal presiden.

"Alangkah memprihatinkan di zaman reformasi yang menjamin kehidupan multipartai, kebebasan pers, beorganisasi, unjukrasa, tapi prinsip demokrasi sarat dilanggari," ujar pengamat politik Martimus Amin (Sabtu, 20/4).

Dia menjelaskan, prinsip demokrasi begitu mudah dilanggar sehingga sangat telanjang hipokrit pejabat negara itu dipertontonkan. Satu sisi, Presiden SBY mengingatkan keras menteri-menteri untuk tidak sibuk urus partai.


"Namun ia malah sendiri merangkap jabatan dan gunakan fasilitas negara 'Istana' berkomentar masalah partainya," imbuh Martimus.

Bahkan seluruh menteri asal partai Demokrat seenaknya dicalonkan sebagai Caleg DPR RI. Sementara menteri yang dikecamnya yang pernah dikecammnya PPP malah tidak satupun maju pada pemilihan legislatif 2014 mendatang.

Tak hanya itu, Martimus juga menyoroti kontrol legistatif maupun unjuk rasa mahasiswa dalam pengusutan kasus Century, BLBI, rekening gendut polisi, skandal Istana, hanya dalam kepura-puraan.
"Chek and balances hanya sekadar memenuhi prosedur demokrasi," ungkapnya.

Yang teranyar, Undang-Undang yang seharusnya dihormati dan dipatuhi, justru dicurangi sendiri oleh wasit Pemilu yaitu KPU.

Berdasarkan aduan kepada Majelis Kode Etik DKPP, jelas Martimus, dari verifikasi adminisitrasi dilakukan KPU ter tanggal 25 Oktober 2012 menunjukkan, PKS, Golkar, Hanura, dan PPP tidak lolos keterwakilan kepengurusannya di beberapa Provinsi karena tidak mencapai 75 persen di tingkat Kabupaten/ Kota.

Menurutnya, hal ini sungguh menggelikan, partai yang tidak penuhi syarat diloloskan, apalagi menggelembungkan suara untuk partai tertentu.

"Melihat kondisi demokrasi sekarang, kita hanya dapat menjerit 'ampuun'. Sampai kapankah Indonesia menjadi bangsa besar dan tuntas membangun demokrasinya, karena semakin hari semakin barbar," tandasnya. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya