Ada empat isu strategis ekonomi yang sedang dibahas pemerintah pada pertengahan April ini. Keempat isu strategis itu adalah kenaikan harga BBM bersubsidi, revisi target pertumbuhan ekonomi, pengendalian harga daging, dan pembebasan tarif untuk produk negara miskin.
Menurut Staf Khusus Menko Perekonomian, Abdullah Rasyid, dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Jumat, 19/4), ada kekhawatiran pemberitaan mengenai kehainak harga BBM bagi pengendara mobil plat hitam yang sudah sangat gencar akan memicu inflasi.
"Dikhawatirkan hal ini mendorong terjadinya ekspektasi harga yang mendorong inflasi terjadi lebih cepat dan lebih besar. Pemerintah perlu memberi kepastian segera mengenai waktu kebijakan ini akan diberlakukan dan mensosialisasikan pentingnya kebijakan ini beserta kompensasinya," ujar Rasyid yang akan mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara 1 yang meliputi Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Tebing Tinggi.
Mengenai target pertumbuhan ekonomi, sebutnya, terjadi penurunan akibat perlambatan ekonomi dunia dan inflasi yang melampaui target. Di sisi lain, investasi juga mengalami perlambatan akibat ketidakpastian politik menjelang pemilu. Pemerintah perlu semakin mengandalkan investasi dan belanja pemerintah sebagai motor utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Adapun mengenai pengendalian harga daging sapi, Rasyid mengatakan bahwa masalah yang kini tengah dikaji berkaitan dengan inefisiensi distribusi daging. Untuk menyelesaikan masalah ini pemerintah akan segera membenahi permasalahan distribusi dan meningkatkan produktivitas daging sapi dalam negeri sebagai solusi jangka panjang.
Sementara mengenai penghapusan tarif dan kuota kepada negara-negara anggota World Trade Organization (WTO) yang kurang berkembang, pemerintah memastikan bahwa produk-produk yang diimpor dari negara-negara tersebut merupakan komoditas yang memang tidak diproduksi dalam negeri.
[zul]