Berita

ilustrasi/ist

On The Spot

KRI Teluk Semangka Jadi Sasaran Uji Coba Rudal

TNI AL Musnahkan Kapal Perang Tua
JUMAT, 12 APRIL 2013 | 09:10 WIB

.Rudal Yakhont seberat 3.000 kilogram (kg) ditembakkan dari KRI Oswald Siahaan 354. Peluru kendali buatan Rusia itu melesat tegak lurus. Suaranya menggelegar. Setelah mencapai ketinggian ratusan meter, rudal yang memiliki panjang 8.900 mm dan diameter 720 mm itu berbelok menuju sasaran.

Rudal berdaya jelajah 300 ki­lometer melaju dengan kecepatan 2 march atau dua kali kecepatan suara. Di layar pembidik sasaran terlihat kapal berwarna abu-abu. Jaraknya 100 mil laut atau 185 kilometer dari KRI Oswald.

Tujuh menit melayang di uda­ra, rudal menghantam sasaran. Ledakan di anjungan kapal sasa­ran menciptakan bola api raksasa. Kapal miring ke kiri. Dua menit kemudian tenggelam dengan po­sisi buritan terlebih dulu.

Uji penembakan rudal Yakhont ini merupakan bagian dari Lati­han Armada Jaya XXXI yang di­gelar Oktober tahun lalu. Di ge­ladak KRI Surabaya 592, Lak­sa­mana Soeparno, Kepala Staf TNI AL saat itu dan dua anggota Ko­misi I DPR berdecak kagum menyaksikan atraksi itu.

Sasaran dalam uji penembakan di laut Sulawesi ini adalah KRI Te­luk Berau 534. Detik-detik tenggelamnya kapal pendarat tank (landing ship tank/LST) itu diabadikan dari periskop kapal selam KRI Cakra 402 yang ikut dalam latihan. Riwayat kapal buatan Jerman Timur tahun 1977 itu pun berakhir.

KRI Teluk Berau memperkuat armada TNI AL sejak 1993. Ka­pal berbobot 1.900 ton ini di­ge­rak­kan dua mesin diesel ini. Mam­pu menjelajah hingga kece­patan 18 knot. Kapal dengan panjang 90,7 meter dan lebar 11,12 meter ini dipakai untuk pendaratan pasukan Marinir. Kapal ini juga bisa dipakai untuk mengangkut kargo hingga seberat 600 ton.

Sebelum ditenggelamkan, KRI Teluk Berau memperkuat Ko­man­do Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim). Pernah di­ikutsertakan dalam Operasi Tri Sila, Operasi Balat Sakti dan Taring Hiu.

Selain KRI Teluk Berau, TNI AL juga akan “mengorbankan” KRI Teluk Semangka untuk uji coba rudal. Informasi ini di­sam­paikan Tavianto Noegroho, Di­rektur Hukum dan Humas Ditjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

Menurut dia, Ditjen Kekayaan Ne­gara sudah menyetujui pe­mus­nahan KRI Teluk Semangka. Pemberian persetujuan ini me­nga­cu kepada Peraturan Pe­m­e­rintah (PP) Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96 Tahun 2007.

Tavianto menjelaskan, Peratu­ran Menteri Keuangan itu me­ng­atur syarat penghapusan ba­rang milik negara. Di antara sya­rat­­nya, barang milik negara itu su­dah ti­dak dapat digunakan lagi ka­rena rusak. Tidak ekonomis bila di­pakai. Atau, tidak dapat lagi di­gunakan karena modernisasi.

Alasan lain, pemusnahan boleh dilakukan bila barang milik ne­gara telah melampaui batas waktu peng­gunaan atau ke­daluwarsa. Bisa juga karena sudah berubah spe­sifikasinya akibat terkikis atau aus setelah beberapa lama digunakan.

“Persetujuan pemusnahan k­a­pal tersebut merupakan dukungan Ditjen Kekayaan Negara Kem­en­terian Keuangan dalam acara latihan gabungan TNI AL,” tan­das Tavianto.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati membenarkan KRI Te­luk Semangka dan KRI Teluk Berau dijadikan sasaran tembak rudal dalam latihan yang digelar TNI AL.

“Dua kapal itu sudah tidak la­yak lagi digunakan, dan akan di­tenggelamkan. Memang kita akan menenggelamkan kapal yang su­dah tua, yaitu asal Korea Se­latan dan Amerika,” kata Untung.

Rencananya, pada 1 Mei men­datang TNI AL akan kembali meng­gelar latihan. Latihan itu melibat 20 kapal perang mulai dari kapal cepat, kapal kawal ru­dal, kapal buru tangkap, kapal penyapu ranjau dan dua kapal selam. “Dua ribu personel Mari­nir ikut serta dalam latihan ga­bun­gan nanti,” ujarnya.

Salah satu bagian dari latihan itu adalah uji penembakan rudal Exocet MM-40 block II buatan Prancis dan Torpedo SUT.  Tor­pedo akan ditembakkan dari ka­pal selam. Kapal sasarannya KRI Teluk Semangka.

Namun, kata Untung, lo­ka­si latihan belum ditentukan. Ter­ma­suk uji penembakan rudal un­tuk menenggelamkan KRI Teluk Se­mangka. Direncanakan, latihan itu berlangsung hingga 18 Mei.

Selain KRI Teluk Semangka dan Teluk Berau, ada empat kapal LST lagi akan dimusnahkan. Yakni KRI Teluk Langsa 501 yang dibuat pada 19 Pebruari 1945. Kapal ini memperkuat TNI AL pada 1960.

Kemudian, KRI Teluk Kau 504 buatan tahun 1942 dan ber­gabung dengan TNI AL pada tahun yang sama. KRI Teluk To­mini 508 juga kapal eks Ang­katan Laut Ame­rika yang berga­bung dengan TNI AL pada 1967.

Terakhir KRI Teluk Saleh 510 di­bangun pada 1943 dan berga­bung dengan TNI AL pada 1970. Kapal ini sempat dipakai saat perang Vietnam pada tahun 1967-1970. Semua kapal itu buatan galangan kapal Chicago Bridge & Iron Company, Seneca, Illi­nois, Amerika Serikat.

Menurut Untung, keempat ka­pal itu sudah tidak masuk daf­tar jajaran kapal armada TNI AL. Sudah dipensiunkan sejak Mei tahun lalu.  “Sudah tidak diope­ra­­sikan karena risiko keamanan dan biaya perawatan yang ten­tunya sangat besar,” kata dia.

Pemusnahan kapal-kapal yang sudah berusia 60 tahun ini, lanjut Untung, akan dilakukan bertahap. Jika diputuskan untuk diteng­ge­lamkan, kapal itu akan dijadikan sasaran latihan menembak. Pi­li­han lainnya dimuseumkan.

“Se­perti di Surabaya, banyak kapal-kapal kita yang sudah tidak digunakan dijadikan mu­seum,” terangnya.

Untuk mengganti kapal-kapal yang dipensiunkan, TNI AL me­mesan dua kapal LST dari ga­langan di dalam negeri. Juga me­mesan empat kapal jenis Lan­ding Platform Dock (LPD) dari Korea Selatan.

Ratusan Kapal Perang Telah Dibesituakan

Di era Orde Lama, kekuatan ang­katan bersenjata Indonesia cukup disegani di kawasan Asia Teng­gara. Bukan hanya di darat, tapi juga di laut dan udara. Pesawat dan kapal-kapal perang yang di­mi­liki termasuk modern di masanya.

Konfrontasi dengan Malaysia maupun upaya merebut Papua Ba­rat dari Belanda membuat Soe­karno perlu membangun ang­ka­tan bersenjata yang kuat.

Memanfaatkan perang dingin antara Blok Barat (Amerika dan sekutunya) dengan Blok Timur yang dipimpin Rusia, Soekarno bisa memperoleh bantuan per­senjataan dari kedua belah pihak.

Wilayah perairan Indonesia dijaga kapal-kapal perang buatan kedua blok. Begitu juga wilayah udara. Soekarno kemudian di­gan­ti Soeharto. Konfrontasi pun di­akhiri. Orde Baru yang me­nge­de­pankan pembangunan ekon­o­mi dimulai. Membangun angk­a­tan bersenjata yang kuat tak lagi jadi prioritas.

Pemutakhiran persenjataan ter­sendat. Pesawat-pesawat tem­pur yang dulu tercanggih di ma­sanya dimuseumkan karena su­dah tua, ketinggalan zaman dan kekurangan suku cadang. Sisa kejayaan kekuatan udara kini ha­nya bisa dilihat di museum.

Kapal-kapal perang tua tetap dipertahankan karena anggaran pertahanan yang rendah, tak memungkinkan membeli kapal-kapal baru. Ratusan kapal akhir­nya dipensiunkan karena sudah tak layak beroperasi dan keting­galan zaman. Padahal, teknologi persenjataan semakin ber­kem­bang dan canggih. Selain itu, me­ngoperasikan kapal-kapal tua juga butuh biaya yang tak sedikit.

Kapal-kapal yang telah dipe­n­siunkan mulai dari jenis destroyer (1 kapal), destroyer kelas Skorry (2 kapal), destroyer kelas Al­mi­rante Clemente (2 kapal), fregat kelas Riga (8 kapal), fregat kelas Martha Kristina Tiyahahu (3 ka­pal), fregat kelas Samadikun (4 ka­pal), korvet Belanda (4 kapal), dan korvet kelas Albatros (2 kapal).

Lalu 14 kapal selam bua­tan Rusia juga telah dipen­siun­kan. Kemudian 1 kapal penyapu ran­jau, kapal kelas US Blue Bird Coastal Minesweeper 6, kapal patroli besar dan kecil 26.

Kapal cepat yang tidak diguna­kan lagi  44, kapal anti kapal selam 5, kapal riset 3, kapal ang­kut pasukan jenis ferry 1, dan kapal pendukung lainnya 15.

Kapal-kapal itu dipensiunkan bertahap mulai dari 1970 sampai 2006. Terakhir, KRI Karang Galang dijadikan sasaran tem­bak dalam latihan gabungan TNI pada 2008.

Dari Turunkan Pasukan Hingga Selamatkan Turis
Misi KRI Teluk Semangka

Selama memperkuat TNI AL, KRI Teluk Semangka 512 telah menjalani berbagai misi. Mulai dari operasi militer, men­jaga kekayaan laut hingga misi kemanusiaan.
Kapal yang memiliki panjang 100 meter, lebar 15,4 meter, dan berat 3,770 ton itu dilengkapi dek helikopter di bagian bela­kang untuk operasi udara.

Persenjataan kapal yang ter­bilang tua ini tidak dapat di­pan­dang sebelah mata. Pasalnya, kapal itu dilengkapi pe­r­sen­ja­ta­an lengkap berupa 3 meriam 40 mm, 2 senjata mesin 20 mm, dan 2 senjata mesin 12,7 mm.

KRI Teluk Semangka terlibat dalam operasi di Aceh. Kapal ini menjadi kapal angkut pasu­kan yang akan ditugaskan di Tanah Rencong itu. Setidaknya dua kali kapal ini mengirim prajurit ke Aceh pada 2003.

Bersandar di Krueng Geu­keuh, KRI Teluk Semangka me­nurunkan personel Yon Zipur 3 Bandung, 10 truk dan beberapa unit ambulans.

Setelah itu, KRI Teluk Se­mangka kembali berlayar de­ngan tujuan Pelabuhan Ma­la­ha­yati, Banda Aceh. Sisa pa­suk­an Yon Zipur 3 Bandung di­t­u­run­kan di sana. Mereka lang­sung ditempatkan di kawasan Banda Aceh dan sekitarnya.

Pengiriman anggota TNI itu menyusul batalnya sidang Joint Council, yang sedianya kem­bali menengahi sengketa an­tara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah RI.

Misi menjaga kekayaan laut Indonesia dibuktikan dengan pe­nangkapan terhadap kapal KM Indo Tuna-107 di wilayah per­airan timur Indonesia, Papua.

Kala itu, Pangkalan TNI AL Sorong mencurigai kapal KM Indo Tuna-107 melakukan pe­nangkapan ikan tidak sesuai Fishing Ground di perairan Papua. KRI Teluk Semangka pun diperintahkan untuk me­ngejar kapal itu.

Berdasarkan hasil peme­rik­sa­an awal perwira penyidik KRI Teluk Semangka, dite­mu­kan indikasi pelanggaran se­hing­ga komandan KRI Teluk Semangka memerintahkan ke­pada anak buahnya untuk me­ngawal kapal Indo Tuna ke pangkalan TNI AL Sorong.

Di Tegal, KRI Teluk Se­mang­ka juga menangkap kapal-kapal penangkap ikan tanpa izin. Empat kapal penangkap ikan berbobot mati di atas 30 gross ton (GT) terjaring operasi KRI Teluk Semangka.

 Keempat kapal itu yakni  Ka­pal Motor (KM) Putra Ba­hari ber­bobot mati 33 Gross Ton (GT), KM Putra Samudera 63 GT, KM Sumber Rejeki 36 GT, dan KM Sri Bangun Mulia 58 GT.

Menurut pihak Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tegal, ka­pal-kapal yang ditangkap KRI Teluk Semangka tidak me­miliki surat penangkapan ikan.

Misi kemanusiaan yang per­nah dijalankan KRI Teluk Se­mangka yakni membantu war­ga Pulau Karimun Jawa yang ter­ancam kelaparan karena cuaca buruk. Sekitar 287 orang yang terisolir di Kepulauan Ka­ri­­mun­jawa, Jepara sejak akhir De­sember 2006, berhasil ‘di­eva­kuasi’. Mereka lalu diangkut ke Semarang.

Ke-287 orang itu berasal dari ber­bagai daerah di Jawa Te­ngah. Bahkan ada satu orang tu­ris Cina. Yang (26), demikian nama turis China itu, dilapor­kan sedang berlibur tapi tidak bisa pu­lang karena cuaca buruk se­jak akhir tahun lalu.

Selain turis asing, yang ikut dalam perjalanan ‘gratisan’ itu adalah tiga mahasiswi Jepara. Me­reka mengaku tidak bisa uji­an karena tak bisa kembali ke kam­pus akibat cuaca buruk di Laut Jawa. Dengan kapal pe­rang buatan tahun 1980 dari Ar­matim TNI AL itu jarak antara Sema­rang-Karimunjawa sekitar 130 Km ditempuh dalam waktu 8,5 jam.

Selama di kapal, warga sipil itu mendapat pelayanan yang baik. Mereka diberi roti dan makan siang gratisan. Se­be­lum­nya, KRI Teluk Semangka ber­labuh di Sumbawa. Namun ka­rena kondisi mendesak ia ditarik ke Jawa Tengah.

Selain mengangkut orang yang terjebak di Pulau Karimun Jawa, KRI Teluk Semangka ju­ga mengangkut 53 ton beras dan ratusan dus mie instan, sar­den, kecap, serta bumbu dapur. Ba­han makanan itu dikirim ka­rena warga di pulau sedang kri­sis pangan karena tak ada pa­so­kan sejak sepekan terakhir. Pe­ngi­riman barang terhenti akibat cuaca buruk. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri Masih 41,7 Persen, Ini PR Buat Kemenperin

Rabu, 09 Oktober 2024 | 12:01

Gibran Puji Makan Bergizi Gratis di Jakarta Paling Mewah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:56

Netanyahu: Israel Sukses Bunuh Dua Calon Penerus Hizbullah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:50

Gibran Ngaku Ikut Nyusun Kabinet: Hampir 100 Persen Rampung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:47

Jokowi Dipastikan Hadiri Acara Pisah Sambut di Istana

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:39

Mampu Merawat Kerukunan, Warga Kota Bekasi Puas dengan Kerja Tri Adhianto

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Turki Kenakan Tarif Tambahan 40 Persen untuk Kendaraan Tiongkok, Beijing Ngadu ke WTO

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Dasco Kasih Bocoran Maman Abdurrahman Calon Menteri UMKM

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:31

Maroko Dianugerahi World Book Capital UNESCO 2026

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:27

Heru Budi Bareng Gibran Tinjau Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SMAN 70

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:20

Selengkapnya